Mohon tunggu...
Bakti Gunawan
Bakti Gunawan Mohon Tunggu... Guru - Widyaiswara PPPPTK BBL

Berbagi itu membawa berkah

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pemanfaatan Aplikasi Sederhana sebagai Sarana Pembelajaran Daring di Tengah Kebijakan "Belajar di Rumah"

26 Maret 2020   09:52 Diperbarui: 16 Juni 2021   17:33 4785
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 5. Tampilan whatsapp di layar komputer--dokpri

Namun dalam situasi penularan virus corona yang semakin mengkhawatirkan, fobia dan keengganan melaksanakan pembelajaran daring sedikit demi sedikit harus dikikis. Dalam rangka kemudahan, alangkah baiknya jika memanfaatkan aplikasi-aplikasi sederhana. 

Banyak guru yang dalam benaknya mungkin bertanya, aplikasi apa saja yang dapat dimanfaatkan untuk pembelajaran daring, dan bagaimana pemanfaatan fitur-fiturnya untuk proses pembelajarannya. 

Baca juga : Mendengarkan Musik Bisa Membantu Kita untuk Meningkatkan Semangat belajar

Semoga tulisan sederhana ini dapat membantu guru untuk memilih dan menggunakan aplikasi sederhana yang dapat dimanfaatkan untuk pembelajaran daring selama kebijakan "belajar di rumah".

Ada beberapa aplikasi yang dapat dimanfaatkan untuk pembelajaran daring, antara lain: whatsapp, facebook, edmodo, telegram, googleclassroom, dan google formulir. 

Dalam tulisan ini hanya akan dibahas mengenai penggunaan whatsapp dan facebook karena keduanya merupakan aplikasi yang paling banyak dimiliki dan digunakan sehari-hari oleh sebagian besar guru dan peserta didik.


1.   Penggunaan Aplikasi Whatsapp

Aplikasi whatsapp merupakan salah satu aplikasi yang familiar di kalangan masyarakat inodnesia, termasuk guru dan peserta didik. Aplikasi ini merupakan aplikasi media sosial yang cukup terkenal. 

Ternyata whatsapp bisa dimanfaatkan sebagai media pembelajaran daring. Tentunya syarat utama adalah baik guru maupun peserta didik, keduanya harus memiliki smartphone dan akun whatsapp agar dapat saling berkolaborasi. 

Selain itu tentunya harus tersedia paket internet yang mencukupi. Jika syarat tersebut tidak terpenuhi, ya .....gagal deh rencana belajar daringnya, he...he...he..... 

Langkah pertama adalah guru harus membuat grup kelas yang diampunya kemudian menambahkan seluruh peserta didik bimbingannya ke dalam grup tersebut. (Seperti yang terlihat pada Gambar 1).

dokpriGambar 1. Tampilan menu membuat grup baru di aplikasi whatsapp--dokpri
dokpriGambar 1. Tampilan menu membuat grup baru di aplikasi whatsapp--dokpri

Jika grup telah dibentuk, maka selanjutnya komunikasi dalam grup tersebut dapat dilakukan secara terbuka dan memungkinkan seluruh anggota grup, dalam hal ini peserta didik dan guru untuk saling berdiskusi. Guru dapat menyampaikan materi pembelajaran dan penugasan bagi peserta didiknya. 

Sebaliknya peserta didik juga dapat mempelajari materi yang disampaikan oleh guru serta mengirimkan kembali seluruh tagihan penugasan. Gambar 2 di bawah ini menunjukkan satu grup whatsapp dengan nama "Fisika Kelas XII IPA-2"dengan menu yang sedang aktif yaitu menu "attach file". 

Baca juga : Penerapan Keterampilan Mengajar dalam Upaya Penyampaian Hasil Belajar

Pada menu ini baik guru maupun peserta didik dapat mengirimkan file dalam berbagai bentuk dan format, seperti dokumen pdf, docx, ppt, xls, jpg, png, video, dan lain-lain melalui fitur "dokumen", tangkapan gambar maupun video langsung melalui fitur "kamera", file gambar dan video melalui fitur "galeri", rekaman audio langsung melalui fitur "audio", lokasi melalui fitur "lokasi" dan juga dapat mengirimkan nomor kontak yang mungkin diperlukan di grup melalui fitur "kontak".

Gambar 2. Tampilan menu dan fitur untuk melampirkan file--dokpri
Gambar 2. Tampilan menu dan fitur untuk melampirkan file--dokpri

Dalam praktiknya, sebaiknya guru juga harus membentuk grup kecil lagi dalam aplikasi whatsapp jika memang di dalam kelas masih ada lagi kelompok-kelompok kecil, sehingga memungkinkan kelompok-kelompok kecil tersebut dapat lebih efektif dalam berdiskusi daripada dalam kelompok besar. Pada dasarnya hal ini dikembalikan kepada strategi guru masing-masing.

Sebagian pengguna whatsapp mungkin ada yang belum mengetahui cara menggunakan aplikasi whatsapp di komputer maupun di laptop, padahal dalam praktiknya sebagian besar penugasan hanya dapat dilakukan di komputer maupun di laptop, karena belum semua smartphone memiliki fasilitas yang canggih untuk melakukan proses pengerjaan dokumen secara langsung. 

Misalnya saja penugasan yang dimaksud adalah penyusunan laporan yang harus dikerjakan di komputer atau di laptop. Untuk itu aplikasi whatsapp sebaiknya dijalankan di komputer ataupun di laptop. Agar dapat digunakan, maka pada "address bar" di komputer harus diketikkan https://web.whatsapp.com hingga muncul QR Code.

Gambar 3. Tampilan QR Code di layar komputer--dokpri
Gambar 3. Tampilan QR Code di layar komputer--dokpri

Sementara pada smartphone, pilih menu "Whatsapp Web" kemudian pindai QR Code yang tampil di layar komputer.

Gambar 4. Memindai QR Code di layar komputer dengan smartphone--dokpri
Gambar 4. Memindai QR Code di layar komputer dengan smartphone--dokpri

Jika berhasil, maka kini kolaborasi anggota grup dengan media whatsapp dapat di lakukan melalui komputer maupun laptop. Berikut ini adalah tampilan whatsapp di komputer maupun di laptop.

Gambar 5. Tampilan whatsapp di layar komputer--dokpri
Gambar 5. Tampilan whatsapp di layar komputer--dokpri
2.   Penggunaan Aplikasi Facebook

Siapa yang belum kenal dengan facebook? Penulis meyakini bahwa hampir seratus persen peserta didik, khususnya pada jenjang SMA/SMK memiliki akun facebook. 

Aplikasi media sosial ini biasanya dijadikan tempat curhatan, postingan momen-momen penting, saling balas-balasan komentar, ternyata dapat juga dimanfaatkan sebagai media pembelajaran daring.

Tentunya syaratnya kedua belah pihak, yaitu guru dan peserta didik harus memiliki akun facebook, serta memiliki paket internet.

Langkah pertama yang harus dilakukan oleh guru adalah membuat grup facebook baru melalui menu "Kelola Grup" kemudian "Buat Grup".

Gambar 6. Langkah awal membuat grup di facebook--dokpri
Gambar 6. Langkah awal membuat grup di facebook--dokpri

Dalam pengaturan grup baru, yang harus diperhatikan adalah mengenai pilihan privasi. Jika yang diinginkan hanya anggota grup saja yang bisa melihat siapa anggota grup dan apa yang dipostingnya, maka sebaiknya pilihan privasinya adalah "Privat", jika ingin terbuka maka dapat dipilih "Publik". Dikarenakan kali ini facebook digunakan sebagai media pembelajaran daring, maka "Privat" adalah pilihan yang lebih tepat. 

Selanjutnya pada pengaturan berikutnya adalah apakah grup ini diharapkan dapat ditemukan oleh semua orang atau hanya anggota grup saja yang dapat menemukannya, pilihannya ada dua, yaitu "disembunyikan" atau "terlihat". Jika guru telah memiliki daftar facebook seluruh peserta didik binaannya.

Sebaiknya pilihannya adalah "disembunyikan" namun jika guru belum memilikinya, maka sebaiknya pilihannya adalah "terlihat" sehingga peserta didik nantinya dapat mengajukan diri untuk bergabung dalam grup. 

Jika guru telah memiliki daftar facebook seluruh peserta didik, maka sebaiknya guru langsung saja menambahkan anggota grup pada kolom "Tambahkan beberapa orang".

Gambar 7. Pengaturan awal grup di facebook--dokpri
Gambar 7. Pengaturan awal grup di facebook--dokpri

Langkah selanjutnya adalah personalisasi grup, setelahnya maka grup facebook telah dapat dijalankan sebagai media pembelajaran daring. Baik guru maupun peserta didik dapat berdiskusi dan saling mengirimkan hasil penugasan mereka. 

Untuk menambah kualitas pembelajaran daring melalui media facebook, menu obrolan (chat) juga dapat dibuat grup baru dengan anggota grup adalah orang yang sama sehingga obrolan secara langsung (sinkronus) dapat dilakukan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun