Mohon tunggu...
Bai Ruindra
Bai Ruindra Mohon Tunggu... Guru Blogger

Teacher Blogger and Gadget Reviewer | Penulis Fiksi dan Penggemar Drama Korea | Pemenang Writingthon Asian Games 2018 oleh Kominfo dan Bitread | http://www.bairuindra.com/ | Kerjasama: bairuindra@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Secangkir Kopi Pahit Kuatkan Bab Demi Bab Tugas Akhir Mahasiswa Abadi

4 Oktober 2025   15:18 Diperbarui: 4 Oktober 2025   15:18 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi - Sumber: ChatGPT

"Kami ke warkop,"

Saya mengangguk.

Adik-adik tingkat saya dengan penuh tawaan pergi meninggalkan kosan yang sunyi. Saya membuka laptop. Buka bab 1, loncat ke bab 5. 

Ini sudah selesai. 

Harusnya! 

Saya mengaduk kopi di dapur yang tak ada kompor. Air dingin saya campurkan dengan bubuk kopi. Diaduk paksa. Ampasnya masih membekas. Saya seruput.

Pahit!

Toh, tak ada gula di kosan ini. Makanya semutpun enggan bermigrasi ke kosan kami yang lapuk. Tetapi, kata orang kopi pahit itu bagus untuk kesehatan. Katanya! 

Saya malah merasakan tidak mengantuk sampai pagi hari. Saat penghuni kosan pulang di jam 12 malam, atau jam 2 dini hari, saya masih terjaga. Saat satu persatu dari mereka terlena dalam mimpi indah di awal semester begitu, mata saya menyala bagai matahari yang menyinari Bumi untuk menghidupi segenap kehidupan di sini. 

Saya terjaga. Merana. Karena secangkir kopi. 

Bukan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun