Tapi? Anda yang membimbing skripsi saya dari awal, kenapa tidak katakan sejak abstrak disetujui!
Kenapa?
Saya 'ngopi' lagi. Di sudut kosan. Menikmati lagu-lagu sendu yang kawan itu mainkan dari radio sehari ganti baterai baru itu.Â
Kami, sama-sama merayu waktu untuk membantu....
Ngopi Bukan Soal Selera Hidup Karena...
Hidup sudah sangat dibuat sehemat mungkin. Tiap minggu 1 rim kertas ludes. Tinta printer 3 hari sekali ganti baru. Mesin printer terbatuk-batuk sudah.Â
Uang jatah 'ngopi' senja itu sudah habislah untuk membeli kertas dan tinta printer. Bubuk kopi dibeli yang paling murah dengan ampas setengah cangkir saat diaduk. Gula jangan harap ada karena harganya cukup mahal untuk saya.Â
Ngopi yang begitu nikmat di hari-hari terakhir sebagai mahasiswa adalah dalam kesendirian. Tentu, tidak bisa berhenti ngopi karena kepala bisa tambah pusing. Hanya saja cara yang berbeda.Â
Saat orang-orang bersenang-senang di warung kopi, saya ngopi di kosan dengan pemandangan satu saja; tumpukan kertas yang penuh coretan.Â
Dapat ide.
Ilham datang.
Saya perbaiki yang salah.
