Mohon tunggu...
Bai Ruindra
Bai Ruindra Mohon Tunggu... Guru Blogger

Teacher Blogger and Gadget Reviewer | Penulis Fiksi dan Penggemar Drama Korea | Pemenang Writingthon Asian Games 2018 oleh Kominfo dan Bitread | http://www.bairuindra.com/ | Kerjasama: bairuindra@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Indonesian Idol “Haus” FatinSL

26 Februari 2014   22:53 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:26 729
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Memang, ajang pencarian bakat sedang berada di atas tangga tertinggi rating pertelevisian Indonesia saat ini. Hampir semua televisi mencari celah menarik penonton melalui ajang pencarian bakat ini. Bukan masalah ringan saat membicarakan peringkatan televisi, rangking ini menjadi patokan keberhasilan suatu acara.

Tanpa perlu saya sebutkan televisi mana yang sedang “berperang” siapapun akan mengetahui hal tersebut. Dua kali televisi berlogo ikan terbang itu kalah telak dibandingkan televisi dengan slogan OKE tersebut. Karena hal  ini pula, televisi yang kerap sekali dikenal sebagai pemain drama picisan penuh khayal itu berbenah dan memutar dangdut. Benar sekali, sebulan terakhir televisi ini tiap malam memutar acara dangdut yang masih di babak eliminasi namun pengaturan acara yang masih terkesan “kampungan” apalagi ditambah pembawa acara yang “norak” tidak ketulungan. Jadilah, sebuah acara yang tidak serius dan terkesan apa adanya. Namun, lagi-lagi karena masyarakat Indonesia sebagian besar menyukai yang namanya dangdung mau tidak mau menonton acara ini.

Persaingan pun dimulai dengan televisi sebelah yang sudah terlebih dahulu menayangkan Indonesian Idol. Berharap naik tahta dan terus berada di puncak seperti saat X Factor Indonesia yang mampu mengalahkan The Voice bahkan New AFI, mata dan telinga masyarakat sudah lebih dahulu direbut oleh acara D Academy.

Indonesian Idol 2014 yang hadir dengan kontestan mumpuni dibidangnya tidak mampu menyaingi dangdut. Pesona Indonesian Idol 2014 menurut saya pribadi terkesan pudar dan tidak ada sesuatu yang lebih menarik selain melihat penyanyi dengan teknik mumpuni. Sehingga saya jadi mengambil kesimpulan bahwa teknik saja tidak cukup menarik masyarakat melihat seorang penyanyi. Dalam hal ini, Indonesian Idol 2014 sangat kalah jauh dibandingkan X Factor Indonesia yang sudah direbut tahtanya oleh Fatin. Seorang Fatin yang tidak mengerti musik dan tidak punya teknik bernyanyi dengan sangat indah sudah melenyapkan cita-cita idola Indonesia di Indonesian Idol 2014 untuk mampu mengalahkan kedudukannya. Fatin, memiliki cita rasa yang tidak akan pernah dilupakan oleh siapapun selama ajang pencarian bakat yang pernah ada di Indonesia. Biar dikata banyak hujatan dan “cacat” selama Fatin di X Factor Indonesia, namun penggemarnya sangatlah banyak sekali. Lulus X Factor Indonesia, menghasilkan sebuah album di mana lagu-lagunya tidak bisa dipandang sebelah mata, ludes terjual secepat kilat, dan langsung mendapatkan penghargaan yang diidam-idamkan penyanyi lain. Saya rasa, hanya Fatin yang mampu melakukan itu. Dengan semua kekurangan yang dimilikinya Fatin sudah memiliki tempat tersendiri di hati masyarakat Indonesia. Hadir Indonesian Idol 2014 dengan penyanyi kelas nomor satu, jika dibandingkan Fatin jauh sekali tertinggal pengetahuan bermusik gadis berjilbab ini. Dan lagi-lagi teknik dan pengetahuan musik setinggi apapun tidak ada mempan di makan masyarakat Indonesia tanpa ada sesuatu yang menarik.

Indonesian Idol 2014 belum ada apa-apanya dibandingkan Fatin yang sudah dikenal jauh sebelum acara “live” dimulai. Memang, ada beberapa kontestan yang kemudian dikenal luas, namun mereka hanya dinikmati oleh sebagian kalangan yang menyukai teknik bernyanyi. Setelah acara ini usai, belum tentu mereka mampu bersaing dengan penyanyi yang sudah berlimpah di Indonesia, belum lagi dengan Fatin yang memiliki penggemar fanatik. Bagus atau tidak seorang penyanyi bukan lantaran menang lomba, bisa dihitung dengan jari pemenang ajang pencarian bakat yang masih bertahan dan dikenal luas sampai saat ini. Bahkan, pemenang Indonesian Idol tahun lalu sampai Fatin mendapatkan penghargaan karena banyaknya album yang terjual, belum tercium album penyanyi yang selalu dipuji-puji juri tersebut. Saya rasa, masyarakat sudah bosan disuguhkan penyanyi-penyanyi dengan musikalitas tinggi tanpa sesuatu yang menjual. Dan keseksian bukan lagi suatu ukuran kecuali membuat sensasi bermacam cara agar bertahan di tanah hiburan.

Setidaknya, Indonesian Idol 2014 harus mampu menghadirkan “Fatin” di setiap malam Sabtu jika tidak mau digilas habis oleh acara dangdut yang sebentar lagi mencapai puncak. Satu lagi lawan yang datang, bahkan dari kubu yang sama, sepintas iklan Kontes Dangdut Indonesia (KDI) akan kembali diselenggarakan. Hal ini menandakan bahwa persaingan semakin sengit antara ketiga televisi tersebut. Mungkin bisa saja dua televisi, karena televisi penyelenggara KDI termasuk satu atap dengan penyelenggara Indonesian Idol 2014 saat ini.

Sebagai penonton, dari pada tidak ada kegiatan di akhir pekan, mungkin saya akan menikmati “perang” ini!

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun