Kayu: Paku, kamu telah melukai ku begitu dalam
paku: kayu, kalau kamu melihat pukulan di atas kepala ku , pasti kamu memaafkan mu
Kayu : ia terdiam sejenak, merasakan eorih yang masih tertinggal di tubuhnya. Namun ia menatap paku dengan mata yang mulai mengerti. Dan ia berkata" Mungkin aku terlalu sibuk merasakan sakit ku, hingga lupa melihat luka yang kau tanggung.
paku : Aku tidak pernah ingin melukaimu, kayu. Tapi aku juga tak punya pilihan. Tangan yang memukulku lebih kuat dari kehendak ku.
Kayu: " lalu kita berdua adalah korban dari tangan yang tak terlihat. Tapi mengapa kita saling menyalahkan?
Angin menghembus Pelan, membawa suara alam yang seolah ikut mendengarkan percakapan mereka .
Paku : Karena rasa sakit membuat kita buta. kita lupa bahwa luka bukan hanya milik satu pihak.
kayu: Dan mungkin....maaf bukan tentang siapa yang salah, tapi tentang siapa yang mau mengerti lebih dulu.
paku mulai bergetar, seolah ingin keluar dari tubuh kayu.
paku: jika aku bisa memilih, aku ingin dilepaskan. Tapi aku tahu, bekas luka akan tetap ada."