Mohon tunggu...
Mikchel Naibaho
Mikchel Naibaho Mohon Tunggu... Novelis - Pembaca. Penjelajah. Penulis

Pegawai Negeri yang Ingin Jadi Aktivis Sosial

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Aku dan Sang Alkemis

3 Agustus 2018   12:17 Diperbarui: 3 Agustus 2018   12:52 436
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto : Dokumentasi pribadi

"Takdir adalah apa yang selalu ingin kau capai. Semua orang, ketika masih muda, tahu takdir mereka. Pada titik kehidupan itu, segalanya jelas, segalanya mungkin. Mereka tidak takut bermimpi, mendambakan segala yang mereka inginkan terwujud dalam hidup mereka. Tapi dengan berlalunya waktu, ada daya misterius yang mulai meyakinkan mereka bahwa mustahil mereka bisa mewujudkan takdir itu"

Sebenarnya cukup terlambat untuk tahu dan kemudian membaca novel ini. Terbit setahun sebelum aku lahir, tapi bisa kubaca setelah berusia lebih dari seperempat abad. Kadang muncul pemikiran menyalahkan banyak orang, kenapa buku-buku bagus terlambat kukenal. Tetapi teringat indeks yang menunjukkan rendahnya minat baca masyarakat kita, aku memakluminya. Maka aku tersenyum getir, saat mengenang 'cara' mengenal buku-buku bermutu. Baik karangan penulis Indonesia maupun luar negeri.

Membaca adalah jendela dunia, demikian pepatah yang sudah kita kenal sejak kecil. Bahkan sebelum kita bisa membaca. Pertanyaannya, kenapa kita malas membaca? Jika tidak membaca, bisakah kita membangun mimpi-mimpi untuk kemudian mewujudkannya?

Kedua pertanyaan itu terlintas ketika merenungkan kutipan dari novel Paulo Coelho di atas. Bisakah kita mengenal 'takdir' kita sesungguhnya hanya mengandalkan apa yang kita tahu dan apa yang kita alami saat memutuskan bahwa itu adalah takdir kita?

Dalam novel yang 'diwajibkan' dibaca di negeri asal penulisnya itu, tokoh utamanya yang bernama Santiago adalah seseorang yang rajin membaca. Mimpinya pun terbentuk karena rajin membaca buku, untuk kemudian berusaha diwujudkan nya. Dalam usaha mewujudkan mimpinya itulah dia belajar banyak hal. Mulai dari bangkit setelah ditipu, hingga mengenal cinta sejatinya.

Setiap orang mungkin punya cara yang berbeda untuk mengenal dan memenuhi takdirnya. Mungkin bisa dengan banyak membaca, Travelling, berdoa, meditasi atau lain sebagainya. Intinya yang disampaikan dalam cerita ini, jika kita benar-benar menginginkan sesuatu, dan berusaha sungguh-sungguh untuk mendapatkan nya, maka semesta akan membantu kita. 

Memang akan banyak tantangan. Misalnya, ditanya terus menerus kapan nikah, padahal kita masih ingin mewujudkan mimpi. Mungkin salah satu pertanyaan yang akan membantu memilih sikap adalah apakah jalan yang kupilih akan menjauhkanku dari mimpi atau malah jadi 'jembatan' yang membantuku menyeberangi jurang untuk sampai pada gerbang impian?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun