"Aku rela dipenjara asalkan bersama buku. Dengan buku aku bisa bebas." Itulah ungkapan Bung Hatta, tokoh proklamator Republik Indonesia. Ungkapan tersebut dengan jelas dan tegas memperlihatkan bagaimana sosok Bung Hatta sangat mencintai buku.
Sosok Bung Hatta yang begitu mencintai buku, sangatlah  patut mengabadikan namanya pada sebuah perpustakaan yang menghimpun banyak buku. Pada HUT Bung Hatta yang ke-74, tepatnya 12 Agustus 1976, didirikan Perpustakaan Umum Mohammad Hatta yang terletak di Jalan Dr. A. Rivai No. 17 Kota Bukittinggi. Perpustakaan ini langsung diresmikan Bung Hatta. Demikian diungkapkan Kepala Unit Kerja Pelaksana Teknis Perpustakaan Proklamator Bung Hatta (UPT PPBH) Leksi Hedrifa, S.Kom, M.M., Rabu, 27 Agustus 2025 di Bukittinggi.
Kemudian, tahun 2000-an, Pemerintah berencana membangun  perpustakaan kembar yaitu perpustakaan yang akan dibangun di daerah kelahiran dua orang tokoh Proklamator Republik Indonesia. Kemudian rencana tersebut pun berhasil diwujudkan pada tahun 2003, yaitu dengan dibangunnya Perpustakaan Bung Karno di Blitar, dan diikuti dengan pembangunan Perpustakaan Proklamator Mohammad Hatta di Bukittinggi.
Menurut Leksi,  Perpustakaan Porklamator Mohammad Hatta ini mengalami pergantian nama menjadi Perpustakaan Proklamator Bung Hatta (PPBH), diresmikan oleh Presiden Republik  Indonesia Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono tanggal 21 September 2006. Mengacu pada surat persetujuan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No. B/1299/M.RAN-RB/4/2012 tanggal 31 April 2021 tentang Organisasi dan tata Unit Kerja Pelaksana Teknis Perpustakaan Proklamator Bung Hatta dan Surat Keputusan Kepala Perpustakaan Nasional RI Nomor 2 tahun 2012  tanggal 2 Mei 2012. Perpustakaan Proklamator Bung Hatta menjadi UPT, Unit Pelaksana Teknis Perpustakaan Nasional RI dan dalam pelaksanaan sehari-hari berkoordinasi dengan Pemerintah Kota Bukittinggi.
Gedung UPT PPBH yang terletak disamping kantor Balaikota Bukittinggi sangat  strategis yang berada di salah satu ketinggian di Kota Bukittinggi. Berbagai sudut Kota Bukittinggi terlihat jelas dari UPT PPBH. Pengunjung yang berurusan ke Balaikota Bukittinggi, bisa mampir sejenak ke UPT PPBH tentunya. Karena masih satu kawasan.
"Luas bangunan  UPT PPBH 7.007 m2 di atas tanah seluas 7.760 m2. Sedangkan jumlah buku yang tersedia mencapai  72.019 judul dengan jumlah buku 171.898 eksemplar.  Jumlah pengunjung per Juli 2025 ternyata cukup tinggi, yakni mencapai  35.602 onsite dan online sebanyak 12.676 pengunjung. Selain koleksi buku, UPT PPBH juga ada ruang Podcas dan siaran Radio Hatta," kata Leksi Hedrifa.
Perpustakaan ini visinya adalah  terwujudnya masyarakat berpengetahuan berkarakter dan berbudaya melalui nilai-nilai nasionalis Bung Hatta. Sedangkan misinya:
1. Menjadikan UPT Perpustakaan Proklamator Bung Hatta (PPBH) sebagai Pusat Data dan Informasi ke-Bung Hatta-an;
2. Meningkatkan koleksi ke-Bung Hatta-an yang meliputi semua jenis bahan perpustakaan berupa karya  tulisan, karya cetak, dan/atau rekam dan memorabilia bung Hatta;
3. Melaksanakan penelitian dan pengkajian tentang pemikiran dan nilai-nilai nasionalisme  Bung Hatta sebagai referensi  masyarakat dalam meningkatkan pengetahuan dan memperkuat  karakter  bangsa.
4. Meningkatkan kualitas layanan perpustakaan yang berbasis teknologi informasi.
5. Internalisasi nilai-nilai nasionalisme Bung Hata melalui berbagai kegiatan perpustakaan;
6. Meningkatkan kualitas layanan melalui  pembangunan  sumber daya perpustakaan.
7. Meningkatkan pelestarian koleksi ke-Bung Hatta-an dan pengemasan ulang informasi tentang ke-Bung Hatta-an
8. Meningkatkan koordinasi dan kerja sama antara pemangku kepentingan secara vertikal maupun horizontal baik dalam dan luar negeri.
"Layanan yang diberikan meliputi layanan khusus Bung Hatta, layanan umum, layanan referensi, layanan berkala, layanan mobil perpustakaan keliling dan layanan multimedia," tutur Leksi Hedrifa.
Waktu layanan operasional Perpustakaan Proklamator Bung Hatta pada hari Senin hingga Kamis pukul 08.00 hingga 16.00 WIB, Jumat pukul 09.00 WIB hingga 16.30 WIB, Sabtu dan Minggu pukul 08.00 hingga 15.00 WIB. Di hari libur nasional, Perpustakaan Proklamator Bung Hatta tutup dari layanan.
Perpustakaan ini menyediaan ruangan baca bagi pemustaka yang ingin membaca buku di tempat. Ada ruang baca buku, ruang baca koran, ruang baca anak-anak. Pada ruang anak, tersedia berbagai macam buku-buku anak, buku dongeng, dunia flora dan fauna, komik, majalah anak, serta berbagai main edukatif yag sangat disenangi anak-anak.
Dikatakan Leksi Hedrifa, juga ada ruang galeri Bung Hatta. Di ruangan ini berisikan koleksi tentang Bung Hatta berupa buku-buku, foto lukisan dan replika Bung Hatta. Bisa berfoto seolah-olah berada di samping Bung Hatta. Ada ruangan referensi yang menyediakan buku-buku edisi terbatas dan langka Minangkabausiana, ensiklopedia, dan lainnya. Buku di ruangan referensi ini memang hanya untuk dibaca di tempat. Tidak bisa dipinjamkan kepada pengunjung atau anggota perpustakaan  Bung Hatta.
Perpustakaan Proklamator Bung Hatta juga dilengkapi dengan ruagan theater mini. Ruangan dengan kapasitas 50 orang, dapat digunakan untuk menonton film nasional dan internasional yang memiliki unsur pendidikan dan hiburan. Sehingga pengunjung tidak hanya membaca dan mencari buku. Tapi juga menyaksikan film yang berkaitan dengan buku tentunya.
Sedangkan ruangan yang lebih besar ada auditorium bisa menampung 1.000 orang  untuk menggelar even besar perpustakaan. Seperti seminar, pelatihan, pertunjukkan dan  kegiatan lainnya yang membutuhkan ruangan  lebih besar. Ruangan ini juga dimanfaatkan even umum lainnya di luar kegiatan UPT PPBH, seperti pesta pernikahan, kata Leksi Hedrifa.
UPT PPBH juga melakukan kajian ke-Bung-Hatta-an. Kajian ini berisi tentang gagasan ide dan pemikiran Bung Hatta kajian ini menuangkan pemikiran Bung Hatta yang masih relevan dalam perkemagan nilai dan etika generasi muda saat ini kajian seperti ini merupakan analisis literatur  Bung Hatta, orang lain dan literatur  lainnya.
Bung Hatta sendiri bernama lengkap Dr. Drs. H. Mohammad Atta. Nama kecilnya Muhammad Atthar lahir di Bukittinggi 12 Agustus 1902 dan wafat di Jakarta 14 Maret 1980. Â Gelar yang disematkan kepada Bung Hatta antara lain Bapak Proklamator, Bapak Koperasi, bapak Perumahan Nasional.
Bung Hatta adalah Wakil Presiden Republik Indonesia pertama mendampingi Soekarno sebagai Presiden. Bung Hatta mengundurkn diri sebagai Wakil Presiden  tanggal 1 Desember 1956.
Inovasi TerbaruÂ
Leksi juga mengungkapkan, UPT PPBH juga melakukan sejumlah inovasi dalam pelayanannya. Pertama, inovasi  WIDURI (Wisata Edukasi Terintegrasi). Sebuah program kunjungan ke perpustakaan yang sekaligus mengintegrasikan dengan hal-hal lain yang terkait dengan Bung Hatta seperti rumah kelahiran Bung Hatta dan istana Bung Hatta. Konsep wisata edukasi terintegrasi ini sesuai dengan UU No. 43 tahun 2007 yang menjadikan perpustakaan sebagai tempat pembelajaran dan rekreasi. Progam ini terlaksana dengan kerja sama antara Pemerintah Propinsi Sumatera Barat dan Pemerintah Daerah Kota Bukittinggi dan tentunya Perpustakaan Proklamator Bung Hatta sebagai inovatornya.
Kedua, Wara Wiri Hatta merupakan proram antar jemput pemustaka gratis dengan menggunakan bus layanan pemustaka. Ketiga, TahtaKeliling (Perpustakaan Bung Hatta Keliling), Â program perpustakaan keliling yang ditujukan ke sekolah-sekolah yang menginginkan layanan perpustakaan Bung Hatta di sekolah secara langsung. Keempat, Â Bundo Andini (Baca Buku dan Dongeng untuk Anak Usia Dini) dan BUBI (Buku Bicara).
Semua inovasi dilakukan agar UPT PPBH semakin dirasakan manfaatnya bagi masyarakat, terutama meningkatkan budaya membaca buku sebagaimana sosok Bung Hatta yang sangat pembaca buku. Â armaidi tanjung
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI