Di tengah sorotan satwa-satwa besar seperti orangutan atau badak, ada satu kisah pilu dari sebuah pulau kecil di Laut Jawa, yaitu kami para Rusa Bawean (Axis kuhlii). Kami ini adalah hewan endemik, yang hanya ada di Pulau Bawean. Kami ingin menyuarakan, bahwa kami, hewan mungil ini, sedang hidup di tepi kepunahan.Â
Populasi kami diperkirakan hanya sekitar 120--300 ekor dewasa (Rahman et al., 2025; Animalia.bio, 2025). Mungkin kami mulai terlupakan karena banyak pemberitaan hewan yang terancam punah dan terkesan sangat ikonik terhadap Indonesia, contohnya Orangutan. Padahal, keberadaan kami juga penting.
Jika kita tidak bergerak, maka ancaman hilangnya para Rusa ini bukan hanya kehilangan satu spesies, tapi juga kehilangan jati diri ekosistem dan budaya Indonesia. Oleh karena itu, pada artikel ini, izinkan kami, para Rusa Bawean menyuarakan hak kami, untuk tetap dilestarikan di Bumi Pertiwi, Indonesia.
Rusa Bawean, Kami Masih Ada di Sini
Pulau Bawean terletak sekitar 150 km utara Surabaya, Jawa Timur, dengan luas hanya 196 km (Badan Pusat Statistik, 2025). Di pulau kecil inilah kami, para Rusa Bawean hidup dan berevolusi selama ribuan tahun. Spesies kami pertama kali dilaporkan oleh naturalis Jerman bernama Johann Karl Wilhelm Illiger pada 1827, dan hingga kini tidak ditemukan di tempat lain di dunia. Statusnya saat ini adalah Critically Endangered menurut IUCN (Wikipedia, 2025).
Kami bukan hanya bagian dari keanekaragaman hayati, tetapi juga simbol keseimbangan ekosistem di pulau kecil tersebut. Sayangnya, tekanan deforestasi, invasi anjing liar, dan fragmentasi habitat membuat kehidupan kami, Rusa Bawean, menjadi semakin terhimpit dan terancam (Rahman et al., 2023).
Fakta Ilmiah tentang kami, Rusa Bawean
Habitat terbatas: Populasi terkonsentrasi di dua kawasan hutan lindung utama, Gunung Besar dan Kumalasa (Rahman et al., 2023).
Populasi minim: Survei kamera jebak menemukan hanya ratusan individu, sebagian besar aktif pada pagi dan senja (Rahman et al., 2025).
Ancaman serius: Fragmentasi habitat, peningkatan babi hutan, serta anjing liar yang memangsa anak rusa (Rahman et al., 2025).
Upaya konservasi: Pemerintah menetapkan perlindungan sejak 1977, ditambah inisiatif ANB tahun 2023 untuk program penangkaran dan pelepasliaran (ANB, 2023).
Kami, Rusa Bawean memiliki ciri khas yang membuat kami ini unik dan berbeda dari kebanyakan rusa di Indonesia maupun Asia Tenggara. Penasaran? berikut ini penjelasannya.