Mohon tunggu...
ayub badrin
ayub badrin Mohon Tunggu... Penulis - Ayub Badrin seorang jurnalis

Selain menggeluti dunia Teater saya juga aktif di media masa lokal.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Arsitektur Sepi

6 Desember 2018   12:16 Diperbarui: 6 Desember 2018   12:30 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Puisi Ayub Badrin

Kita harus kembali ragu
Pada kepala kita
Yang mirip kipas angin
Seperti roy dan mamex
Yang mencari rahim ibu mereka
Dari jejak kakinya sendiri

Kita adalah kata dan tubuh, katanya

Setiap hari menggunakan babi
Untuk memaki
Diri kita sendiri
Maka
Pulanglah ke rumah
Meski tak punya pintu
Untuk masuk
Kemudian
Tiang listrik di pukul orang
Gelombang suaranya memacah malam
Ada kabar yang dia sampaikan
Hingga ke dalam kamar mandi
Yang sedang menonton televisi
Koran pagi tergeletak tak berdaya
Secangkir kopi panas menggigil kedinginan
Nasibnya seperti telepon yang suka mengabarkan duka cita
Ah awak ini apalah
Cuma daging dan tulang
Tapi seperti Mardiko, nekat petentang petenteng mencari makna namanya sendiri
Mending kita tutup saja pintu itu

Tanjung Mulia, 21 Nov 20118

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun