Puisi Ayub Badrin
Kita harus kembali ragu
Pada kepala kita
Yang mirip kipas angin
Seperti roy dan mamex
Yang mencari rahim ibu mereka
Dari jejak kakinya sendiri
Kita adalah kata dan tubuh, katanya
Setiap hari menggunakan babi
Untuk memaki
Diri kita sendiri
Maka
Pulanglah ke rumah
Meski tak punya pintu
Untuk masuk
Kemudian
Tiang listrik di pukul orang
Gelombang suaranya memacah malam
Ada kabar yang dia sampaikan
Hingga ke dalam kamar mandi
Yang sedang menonton televisi
Koran pagi tergeletak tak berdaya
Secangkir kopi panas menggigil kedinginan
Nasibnya seperti telepon yang suka mengabarkan duka cita
Ah awak ini apalah
Cuma daging dan tulang
Tapi seperti Mardiko, nekat petentang petenteng mencari makna namanya sendiri
Mending kita tutup saja pintu itu
Tanjung Mulia, 21 Nov 20118