Mohon tunggu...
Bachtiar RP
Bachtiar RP Mohon Tunggu... Wiraswasta - kegiatan sehari-hari sebagai guru bimbingan belajar di Ananda Ceria, aktifitas lainnya menulis buku dan artikel.

Freelance

Selanjutnya

Tutup

Financial

Sang Pendulang Emas #2 (Sediakan Payung Sebelum Hujan)

26 Juni 2021   07:39 Diperbarui: 27 Juni 2021   13:09 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tunggu dapatkan lucky draw, www.pidressymiryanti.com

Yang sering menjadi heboh di kalangan kolektor adalah koin yang terbuat dari emas atau biasa disebut koin emas. Semakin kuno dan langkanya suatu koin emas harganya pun semakin fantastis, bahkan terkadang tidak masuk akal. pada jaman dahulu koin emas menjadi alat pembayaran yang sah dan berlaku di seluruh dunia. Tetapi setelah adanya perjanjian Bretton Woods di tahun 1944. Amerika Serikat bersama 44 negara lainnya mulai mencetak uang kertasuntuk mengantikan koin emas , dengan berpatokan pada US$ 35 setara 100 gram emas murni (24 karat).

Tetapi perjanjian tersebut hanya mampu bertahan selama 27 tahun. tepatnya pada 15 Agustus tahun 1971, saat berlangsungnya perang antara Vietnam dengan Amerika Serikat, atau perang Vietnam.  Dan pada waktu itu pihak Amerika Serikat mengalami kesulitan ekonomi sebagai akibat dari beban biaya perang Vietnam tersebut. Pemerintahan Amerika Serikat pada waktu itu dipimpin oleh presiden Richard Nixon memutuskan tidak lagi mengikuti perjanjian Bretton Woods, yang menjaminkan mata uangnya (US Dollar) dengan emas. Sejak saat itu hingga saat ini uang kertas yang dicetak semua negara sudah tidak dijaminkan lagi dengan emas tetapi hanya berdasarkan jaminan pemerintahannya saja.

Tentunya hal tersebut membuat koin  emas menjadi benda yang semakin  berharga. Kelangkaan dan keunikannya menjadikannya semakin prestise. Dan hampir semua negara besar mencetak koin emas dengan desain-desain tertentu sesuai dengan cirikhas negara tersebut. Yang menguntungkan dari memiliki koin emas adalah saya dapat membaginya ke dalam unit account kecil, seperti ke dalam kepingan kecil-kecil. Sehingga mudah untuk dijumlah mapun dibagi simpanan koin emasnya. dari pengalaman pribadi saya koin emas termasuk aset keuangan yang liquid atau dah diperjual-belikan. Terkadang nilai eksentriknya, seperti sejarah-sejarah tertentu yang menyertai koin emas, tentunya akan membuatnya harga koin emas menjadi tidak terbatas.

Namun koin emas juga memiliki kelemahan juga,seperti yang kita ketahui bersama, ongkos pembuatan koin emas di Indonesia masih mahal, sehingga kurang sepadan dengan nilai emasnya. Di Indonesia, koin emas masih dianggap sebagai emas perhiasan, sehingga perlakuan yang diterimanya juga sama. Karena setiap pembelian koin emas, konsumen akan dikenakan biaya PPn (Pajak Pertambahan Nilai).

Yang saya baca dari berbagai literasi dan artikel keuangan maupun buku-buku tentang emas, bahwasannya jenis emas yang terbaik untuk dijadikan alat investasi adalah emas batangan atau logam mulai yang berkadar kemurniannya 24 karat. Atau FINE GOLD 999.9 dan dilengkapi dengan sertifikat "assayer" sesuai dengan nomor serinya. Bukan kuitansi atau nota pembelian yang menyertainya. Harga emas batangan pun selalu bestandarkan dengan harga emas internasional, bukan harga local setempat. Selain itu susut nilai yang dimiliki emas batangan sangat tipis, dibawah 10%. Seperti yang selalu dikatakan para pakar keuangan, semakin tipis susut niainya, maka akan semakin menguntungkan konsumennya.

Emas batangan memiliki kentungan yang sangat bagus untuk dipahami para pelaku investas. Berbeda dengan aset keuangan lainnya emas batangan merupakan satu-satunya aset keuangan yang bebas pajak, sebab emas batangan adalah uang yang seseungguhnya berlaku diseluruh dunia. Jadi setiap konsumen yang berniat membeli emas batangan tidak akan terkena pajak apapun, yang berkewajiban membayar pajak adalah perusahaan pencetaknya,  kan konsumennya.

Harganya yang berlaku internasional, membuatnya sangat liquid untuk diperjual-belikan. Tentunya akan memberikan kemudahan kepada pembelinya untuk menjual maupun membelinya. Kelemahan dari emas batangan adalah semakin besar bobotnya, maka semakin tipis susut nilainya dan semakin kecil bobotnya, maka semakin besar susut nilainya. Jadi kalu mau dijadikan simpanan atau investasi pilih yang bobotnya besar. tetapi kalau untuk diperjual-belikan pilh yang bobotnya kecil saja.

Dari pengalaman pribadi, menyimpan 100 keping emas batangan seberat 1 gram lebih menguntungkan dibandingkan dengan menyimpan 1 keping emas batangan seberat 100 gram. Hal tersebut karena tidak semua  orang mampu membeli emas 100 gram, kecuali orang-orang tertentu. Kalaupun harus menjualnya emas batangan 100 gram sebaiknya di jual kepada toko, agen atau distributornya. Karena nilai rupiahnya yang cukup besar, sehingga tidak semua orang memiliki uang tunai yang sesuai dengan nilai emas batangan tersebut.

Yang paling tepat adalah menyimpan emas batangan dengan berat minimal 1 gram. Selain praktis pentimpanannnya juga cukup mudah membawanya. Dan dengan emas batangan seberat 1 gram, kita bisa menjualnya kepada siapa saja, kerena nilai rupiahnya pun masih dapat dijangkau masyarakat umum. Bahkan hingga sekarang ini kami suami istri sering berburu emas batangan yang beratnya 1 gram hingga 10 gram. karena perputaran uangnya cukup cepat dan menguntungkan.

Banyaknya emas batangna palsu yang muali beredar dipasaran juga perlu diwaspadai. Apalagi dengan semakin meningkatnya berbagai penipuan yang berkedok investasi emas. Biasanya masyrakat terjebak dan tertipu dengan investasi  emas palsu tersebut, karena kurangnya pengetahuan tentang emas dan investasi.

Yang saya pahami bahwa setiap emas batangan itu memiliki sertifikat resmi dengan nomor seri serta ditandatangani oleh assayer terpercaya. Ibaratnya, membeli emas batangan itu seperti membeli rumah, ada sertifikatnya buka sekedar nota atau kuitansi jual-belinya saja.  Hal tersebutlah yang sering menyebabkan banyak masyarakat terttipu membeli emas batangan palsu, dengan berbagai macam tipu daya.Untuk selalu periksa kelengkapan sertifikat dan kesesuaian nomor seri antara sertifikat dengan emas batangan tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun