Mohon tunggu...
Herman Wahyudhi
Herman Wahyudhi Mohon Tunggu... Insinyur - PNS, Traveller, Numismatik, dan Pelahap Bermacam Buku

Semakin banyak tahu semakin tahu bahwa banyak yang kita tidak tahu. Terus belajar, belajar, dan belajar.

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Kenangan saat Berpuasa di Lombok dan Bima

15 Mei 2018   20:59 Diperbarui: 15 Mei 2018   21:21 1446
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jam 6 pagi kami sudah bersiap menuju Bandara Sultan Muhammad Salahudin untuk kembali ke Lombok.   Tak lupa membawa oleh-oleh madu asli.   Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda," Hendaklah kalian menggunakan dua obat yaitu madu dan Al Qur'an." (lihat Sunan Ibnu Majah, j.II, h.1142, hadist no.3452, bab Madu).    Pesawat Garuda take off tepat jam 07.40 dan tiba di Lombok jam 08.45. 

Saya baru sempat memfoto reklame Khazanah Ramadhan  Kota Lombok saat pulang dari Bima.   Kegiatan ini dilaksanakan selama sebulan penuh, dimulai sejak 25 Mei 2017  hingga 25 Juni.   Ada kegiatan ibadah, pemeran, bazar, hiburan islam, talkshow dan masih banyak acara lainnya.   Di luar bandara ternyata banyak penjemput.   Rupanya arus mudik di kota ini mulai terasa.  Banyak saya lihat penjemput berpelukan dengan para sanak saudara mereka yang baru tiba.    Inilah waktu yang tepat untuk berkumpul dan saling bersilahturahmi.

Rapat di kantor DPU Provinsi NTB mulai jam 10 pagi hingga 2 siang.   Selesai acara kami siap-siap untuk ke Bandara Praya. Tapi sebelumnya kami mampir untuk shalat Ashar di Masjid Islamic Center.  Banyak orang yang melakukan i'tikaf di salah satu masjid terbesar di Lombok ini.

Dari sana perjalanan dilanjutkan dengan membeli oleh-oleh favorit kami yaitu sate Rembiga Ibu Sinnaseh di Jalan Dr Wahidin.  Rupanya sudah banyak pembeli yang menunggu sate pesanan mereka untuk santapan berbuka puasa.   Sate dari daging sapi dan bercita rasa manis gurih dengan sedikit pedas harganya  ini murah lho, hanya Rp. 2.000/tusuk.  Buat lauk sahur nanti di Tangerang.  Biasanya sih dimakan dengan lontong, tetapi saya lebih memilih pakai nasi. 

 Ternyata tidak di Tangerang atau di Jakarta, di Lombok pun kala menjelang berbuka puasa, jalan di pusat kota terlihat begitu ramai.  Contohnya di Jalan Cakranegara ini.   Banyak penjual makanan yang diserbu pembeli seperti es buah, buah-buahan, kolak pisang, jajanan pasar dan gorengan.   Kalau saja tak ingat waktu untuk mengejar jadwal pesawat, mungkin kami juga akan mampir.

Cakranegara (dok. pribadi)
Cakranegara (dok. pribadi)
 Kami berbuka puasa dulu di Rumah Makan Puyung dekat bandara. Paling hanya 5 menit ke gedung bandara. Jadi kami berbuka puasa tak perlu terburu-buru dan pakai keselek.   Nikmatnya berbuka dengan nasi ayam kampung, es buah, dan teh manis hangat.   Setelah itu shalat Maghrib berjamaah di mushola yang disediakan pihak rumah makan.  

Hati-hati sambal di rumah makan ini cukup pedas, Kompasianer.   Pesawat kami take off jam 17.40.  Untung semua barang yang harus masuk bagasi sudah diurus duluan.  Kami pun sudah check in tadi paagi lewat website dan sekaligus memilih nomor tempat duduk.  

(dok. pribadi)
(dok. pribadi)
 Pengalaman  3 Hari 4 Malam di Lombok dan Sumbawa saat bulan Ramadhan tahun lalu begitu menyenangkan dan berkesan. Semoga tahun ini bisa merasakan kembali berpuasa di Lombok dan Sumbawa (khusunya Bima).  Seperti kata Arnold Schwarzenegger dalam Terminator,  I'll be back.  Insyaa Allah....

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun