Mohon tunggu...
Herman Wahyudhi
Herman Wahyudhi Mohon Tunggu... Insinyur - PNS, Traveller, Numismatik, dan Pelahap Bermacam Buku

Semakin banyak tahu semakin tahu bahwa banyak yang kita tidak tahu. Terus belajar, belajar, dan belajar.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Anak-anak Mahakam (1)

1 Mei 2018   07:13 Diperbarui: 1 Mei 2018   09:13 498
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
gambar: langitkaltim.com

Selain teman berenang, Eka adalah teman mengajiku di tempat Pak Sahrul.  Hanya ada lima anak yang mengaji di tempat beliau, tiga lainya adalah Pram, Yar, dan Dwi (adik Eka).  Rumah Pak Yusid terbuat dari papan kayu yang sederhana dan berada persis di atas bantaran sungai.   Tidak ada perabotan mewah di rumahnya.   Bahkan televisipun tidak ada.    Hanya ada meja tamu dan meja kerja saja di situ.   Ada pula satu kasur yang digulung untuk digunakan tidur malam hari oleh anak tertua.    Kalau mau buang air kecil kami lebih memilih pulang ke rumah atau buang air di pagar rumah orang di dekat situ.   Seram jika harus ke jamban terapung yang gelap gulita.  Apalagi kalau ada kapal yang lewat, jamban itu terombang-ambing. 

Kami berangkat mengaji bersama-sama selesai shalat Maghrib.   Biasanya dimulai yang paling kecil dulu. Dari Yar, Dwi, Pram, Eka, dan saya yang terakhir.  Sebagai yang paling akhir kebagian giliran mengaji dan yang paling lama pelajaran mengajinya, saya sering ditinggal sendirian.    Biasanya setelah Pram selesai mengaji, ia mengajak Dwi dan Yar pulang duluan.   Meninggalkan saya dan Eka.    Sialnya, Eka juga tidak sabaran menunggu.   Ia lebih memilih pulang duluan sendirian daripada pulang bareng.    Padahal saya takut juga pulang sendirian malam-malam.    Pernah saking takutnya saya lari dan terjerebab pada jalan kayu yang rapuh sehingga Al Qur'an terlempar dari dekapan.   Itu semua membuat saya ketakutan.   Saya ciumi Al Qur'an itu berkali-kali. Takut Tuhan marah.

Bersambung......

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun