Mohon tunggu...
Baba Zafran
Baba Zafran Mohon Tunggu... -

Warga Banten \r\nMerindukan Tegaknya Keadilan

Selanjutnya

Tutup

Politik

Politik Balonku

29 Mei 2013   11:26 Diperbarui: 24 Juni 2015   12:51 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Balonku ada lima, rupa-rupa warnanya ... Masih ingat lagu itu kan. Lagu anak yang tak lekang oleh waktu, tak tergerus oleh zaman. Balonku dinyanyikan dari generasi ke generasi terus dijaga kelestariannya sebagai sebuah budaya bangsa. Ingat lagu balonku, malah jadi merefleksikan kondisi perpolitikan negara kita pada tahun ini. Dalam sejarah bangsa Indonesia yang baru berusia enam puluh delapan tahun, kita masihlah negara yang terus berupaya untuk mewujudkan kehidupan politik yang ideal. Peristiwa reformasi lima belas tahun yang lalu merupakan momentum besar negeri ini untuk menegakkan keadilan bagi semua rakyat. Setelah negeri hidup dalam kungkungan aturan orde lama dan orde baru. Negara Republik yang tak ubah seperti kerajaan dimana hanya golongan tertentu yang menikmati kekayaan alam Indonesia yang sungguh luar biasa. Dan reformasi menjadi harapan untuk perubahan besar di negara tercinta ini. Proses demokrasi tahun ini sangat seru. Kita sebagai penonton, voters, kontituen disajikan berbagai mcam atraksi politik. Pemilu 9 April 2014 tahun depan sudah sangat terasa level kompetisi persaingannya antara para peserta partai politik. Tidak seperti periode sebelumnya dimana parpol peserta pemilu begitu banyak. Tahun depan hanya sepuluh parpol yang berhak ikut bertanding ditambah dua parpol yang berhasil masuk untuk menambah level kompetisi pemilu 2014. Kerasnya persaingan antar parpol membuat ceritanya seperti lagu balonku. Berbagai atraksi politik untuk memenangkan persaingan akan membuat satu per satu balon meledak. Hingga saatnya tiba 9 april 2014 tahun depan kita akan sama-sama menyaksikan balon parpol mana yang masih sanggup bertahan. Balon yang ikut persaingan dalam kompetisi pemilu 2014 antara lain ada Balon Biru, Balon Merah, Balon Hijau, Balon Kuning dan Balon Putih. Silakan masing-masing menyanyikan sendiri lagu balonku. Mana yang mau meledak duluan ga mesti balon hijau dong. Terserah aja versi masing-masing. Lagu balonku yang sudah di release di publik sudah meledakkan dua balon. Kemarin balon biru, sekarang balon putih.  Tinggal menunggu waktu balon lainnya untuk ikutan meledak. Kalo lagu balonku sisa tinggal empat. Kalo politik balonku ya harusnya sisanya satu aja. Meledaknya balon-balon yang ada ga perlu pake senjata hukum, tapi cukup pake pisau tajam media. Untuk menghancurkan politik balonku maka yang dihancurkan adalah citra di mata publik. Ga penting mu dihukum atau dibebaskan dalam persidangan, yang penting di mata masyarakat sudah buummm meledak tuh balon parpol. Tantangan yang menarik adalah apakah balon-balon yang sudah diledakkan itu mampu untuk ditiup kembali dan terbang mengudara. Dan apakah balon-balon yang belum meledak dalam posisi aman. Jangan-jangan nanti diledakkannya sudah deket-deket 9 april 2014, waduh dah ga sempet untuk recovery perbaikan lagi. Level kompetisi persaingan politik 2014 ini sungguh luar biasa. Antara satu dan lainnya akan saling meledakkan untuk memenangkan hati rakyat. Kita berharap persaingan sehat dan produktif. Antara parpol saling menjual program kebaikan, saling membangun reputasi integritas dan menjaga dirinya dengan baik karena harus menjadi teladan yang sesungguhnya. Ya, inilah proses demokrasi di negeri kaya yang masih miskin ini. Negeri yang berharap seluruh kekayaan negerinya benar-benar bisa mensejahterakan seluruh rakyat Indonesia bukan hanya untuk segelintir orang apalagi untuk dibawa keluar negara ini. Bangsa yang selalu bermimpi terwujudnya keadilan melalui politisi yang jujur dan ikhlas membuat aturan hukum pro rakyat. Balonku ada lima. Rupa-rupa warnanya. Merah, kuning, biru. Warna hijau dan putih. Meledak balon ... Dorrrrrrrr -BabaZafran/Banten-

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun