Mohon tunggu...
Babay Suhendri
Babay Suhendri Mohon Tunggu... Dosen - Babay Suhendri adalah Wirausahawan, Pegiat Sosial dan Akademisi

Babay Suhendri. Lahir di Serang, Banten. Memperoleh ijazah Sarjana Teknik Informatika dari STT YBS Internasional Bandung tahun 2001. Lulus dengan Yudisium Cumlaude di Pascasarjana Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Program Studi Teknologi Pembelajaran (TPm) tahun 2013. Penggiat Pendidikan Non Formal, terutama pelatihan dan kursus di Provinsi Banten sejak tahun 2003. Aktif di berbagai organisasi kemasyarakatan, profesi dan kepemudaan. Berbagai Workshop dan Pelatihan di bidang pendidikan non formal, kursus dan pelatihan sepanjang tahun 2006-2013. Dosen Tetap di Politeknik Piksi Input Serang tahun 2015-2019. Mengajar mata pelajaran TIK di SMAN 1 Tirtayasa sejak tahun 2005-2013. Pengembang Aplikasi Pendataan Paket C di Direktorat Pembinaan SMA Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah Kemdikbud RI tahun 2012. Pengelola lembaga keuangan dan ekonomi mikro syariah. Tim teknis kegiatan di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Pembinaan Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus, Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah tahun 2013-2014. Direktur Vokasi di Universitas Primagraha tahun 2020 sampai dengan sekarang. Tim Penulis Buku di Direktorat Pembinaan SMA Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah Kemdikbud RI tahun 2019 sampai dengan sekarang.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Potret Buram Demokrasi, Pandemi, dan Disrupsi

19 Juli 2021   05:00 Diperbarui: 19 Juli 2021   06:45 572
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi perebutan kursi Kepala Desa (Sumber : Radar Kudus)

Pilkades Serentak tahun 2021 dilaksanakan di empat Kabupaten se-Provinsi Banten. Terdapat 694 Desa termasuk di Kabupaten Serang, Kabupaten Tangerang, Kabupaten Lebak, dan Kabupaten Pandeglang. (Kabarbanten.com)Semula di Kabupaten Serang akan digelar 144 Pemilihan Kepala Desa serentak pada tanggal 11 Juli 2021. Belakangan Pemerintah Kabupaten Serang secara resmi menunda pelaksanaan Pilkades pada tanggal 1 Agustus 2021.

Ada tradisi di beberapa wilayah menjelang pesta demokrasi. Warga (simpatisan) mengunjungi kediaman Calon Kades. Terlepas dari aktifitas suksesi atau bukan, faktanya calon kades selalu dikerumuni banyak orang. Ada yang secara khusus melakukan 'riungan' untuk memanjatkan doa ada juga yang sekedar membuka silaturahmi biasa, semacam 'open house'. Meski dalam situasi pandemi, situasinya tak jauh berbeda dengan masa sebelumnya. Di beberapa tempat tampak ramai.

Aktifitas ngopi dan menghisap rokok bersama di lokasi seolah menjadi ritual wajib. Bahkan sebagian orang datang hanya sekedar mencicipi kopi sang calon kades. Ya, sepertinya dianggap sedang pesta, bebas makan dan minum di 'sohibul hajat'. Bahkan tak sedikit calon kades memberikan amplop yang berisikan uang saat mereka pamitan pulang.

Tidak itu saja, bila menjelang lebaran, meski tidak menjadi kewajiban, calon kepala desa berpikir keras bagaimana menyiapkan tunjangan hari raya.

Ini salah satu potret buram menjelang pesta demokrasi. Kandidat harus menyiapkan ongkos politik yang tak sedikit demi mengikuti kontestasi. Tak hanya untuk kampanye, tapi juga 'menghidupi' simpatisan setidaknya untuk beberapa waktu.

Pandemi

Baru saja tersiar kabar di media sosial, berita duka salah satu calon Kepala Desa di Kabupaten Serang meninggal dunia menjelang Pilkades. 

Terlepas dari karena sakit atau apapun, aktifitas 'kerumunan' di calon kades adalah praktik yang kurang tepat dilakukan saat ini. Karena ini menjadi potensi penyebaran covid. Apalagi Pemerintah telah tegas menerapkan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM)

Pandemi Covid-19 sepertinya tak segera usai. Bahkan eskalasinya semakin meningkat. Tercatat per hari ini (03/07) ada 27.913 Kasus dari total 2,26 juta kasus di Indonesia.

Belum lagi Virus Corona varian baru sudah masuk ke Indonesia. Varian baru tersebut antara lain B117, B1351, dan B1617. Jenis ini sulit dikenali dengan alat PCR. Varian baru ini disebutkan memiliki daya infeksi lebih kuat atau lebih mematikan dibandingkan jenis aslinya (BangkaPos.com)

Bagaimanapun, kerumunan menjelang Pilkades hingga pelaksanaan pesta demokrasi ini tentu sangat mengancam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun