Mohon tunggu...
Azza Arromdlon
Azza Arromdlon Mohon Tunggu... Penulis - Serba Usil

Lelaki sederhana. Menyukai sejuta keusilan; usil membaca, usil menulis, mengusilimu. Pegiat di Majelis Tobung Sastra.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Surat Kang Badar 2

1 Februari 2021   15:16 Diperbarui: 1 Februari 2021   15:30 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

di musim berhujan ini
Tidak hanya langit bermandi tangis
Pengusaha seperti Laundry pun menangis
Pekerja mandiri; Tukang Ojek online
maupun offline menangis

Para Bapak yang nganggur bertambah susah tertidur
Cucian ibu-ibu nyaris tiada kering
Anak-anak kecewa,
Bermain hujan dicegah ayah.

Orang-orang menongkrong sepi
Anak jalanan dibingungkan arah
Mencari tempat singgah tanpa basah susah
Untuk nyenyak tidur pun resah.

Masjid sepi pengunjung sedari wabah
Semakin hening tiada banyak jamaah
Meski hanya sekedar menumpang singgah.

Musim hujan, Kang!
Penyair hujan memungut rindu
dan kenangan adalah telah berlalu,
Katanya.

Hujan adalah anugerah
Mengapa membiak air mata?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun