Mohon tunggu...
gurujiwa NUSANTARA
gurujiwa NUSANTARA Mohon Tunggu... Konsultan - pembawa sebaik baik kabar (gurujiwa508@gmail.com) (Instagram :@gurujiwa) (Twitter : @gurujiwa) (Facebook: @gurujiwa))

"Sebagai Pemanah Waktu kubidik jantung masa lalu dengan kegembiraan meluap dari masa depan sana. Anak panah rasa melewati kecepatan quantum cahaya mimpi" ---Gurujiwa--

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Purnama Bulan Kita Dicuri Secubit

26 Mei 2021   21:37 Diperbarui: 26 Mei 2021   22:34 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Gerhana Bulan Total (GBT) 'Super Blood Moon' yang terjadi pada 26 Mei 2021. / Pixabay / Comfreak

Kue bulan hilang secubit
Demi secubit
Nyaris habis
Di tampah langit
Dimakan batara kala kemaruk kasmaran

Setiap kali ditelan remahan manis kenangannya
Pusaka nenggala bergerak kilat
auto melindungi
Sumber cahaya malam bumi
Layaknya rudal dome israel
Meluncur cepat
Mencegat setiapkali ada ancaman
menebas batang leher si raksasa rakus
Kue bulan lepas utuh
Melewati kegelapan tenggorokan nafsunya
Kembali bulat
Sempurna
Purnama

Senja menuju malam
Gelap yang tiba tiba
Jadi misteri
Menakutkan
Bumi tanpa cahaya bulan

Pantai Batu Senubing
Batu batu hitam raksasa memeluk
Kita berdua
Dalam kekelaman sempurna
Aku tak bisa melihat lekuk wajah
Wajah indahmu
Tanganmu hilang
Ditelan kelam

Kalau tak ada gerhana bulan
Sudah dari tadi sore
Kita jatuh kata
Berpisah

Tak ada lagi kecocokan
Ketemu hanya
Untuk adu mulut
Sejengkal jarak raga kita
Dua kutub bumi jauh beda sikapnya
 magnetnya  beradu
Saling tolak
Tak pernah ketemu

Begitu bulan habis secubit
Demi secubit
Takut mengurung nyali kita
Di pantai wingit
Tak berlampu
Tak ada siapaun

Kalau saja kau tak pernah ada
Disisi  ruang kosong hati
Bagaimana mungkin
aku bisa melewati kegelapan asa ini

Secubit demi secubit
Butakala
Mengembalikan cahaya asmarandhana
Tepat di kulminasi putus asa kita

Bila hatimu geli juga sakit
Cubitl mesralah
Bulan malu malu dihatiku

Agar saat gerhana
Kembali purnama di bumi
Hati kita terang benderang
Sepanjang jaman hangat kasih sayang
Oleh bulan romansa
Nir fobia gerhana

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun