Mohon tunggu...
gurujiwa NUSANTARA
gurujiwa NUSANTARA Mohon Tunggu... Konsultan - pembawa sebaik baik kabar (gurujiwa508@gmail.com) (Instagram :@gurujiwa) (Twitter : @gurujiwa) (Facebook: @gurujiwa))

"Sebagai Pemanah Waktu kubidik jantung masa lalu dengan kegembiraan meluap dari masa depan sana. Anak panah rasa melewati kecepatan quantum cahaya mimpi" ---Gurujiwa--

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Ada Pelangi Di Secangkir Layar

5 Maret 2021   07:25 Diperbarui: 5 Maret 2021   11:31 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saat aku menutup pintu kamar 2313 apartemenku.  Ada ketakutan menyeruak di hati. Jangan jangan aku tertular virus pandemi ini. 

Sebab,  baru saja aku ngobrol asyik,  sambil buka masker, dengan kakek Budi,  76 tahun. Awalnha, beliau bercerita,  betapa serunya main organ di kebun hidroponik di punggung bukit.  setelah puas bernyanyi nyanyi. Pulangnya sakit flu.
Setelah di cek, ternyata reaktif. Sehingga harus menjalani isolasi mandiri. Syukurlah sembuh, dan setelah tes swab non reaktif. Persis kami ketemu. Mukjizat.

Lalu anakkku bercerita,  kali pertama temu kangen dengan kawan kawan sekolahnya, ternyata tiga kawannya terkena virus global,  dan buat mereka proses rapid tes, isolasi di rumah sakit. Untunglah sudah sembuh.
Sungguh covid 19 mengepung kita dengan daya tularnya yang senyap dan cepat. Hanya pikiran jernih. Semangat hidup menyala dan laku hidup sehat yang membuat kita bertahan menepis duka. Tidak tua,  tidak. muda semua dikepung sebaran pandemik yang mengepung, melelahkan tak berjeda.


Begitulah, bila kita menganggap kapal jiwa baru menembus badai kalut dam menakutkan. Anggap saja badai hebat itu sudah berlalu. Sekarang lautan permukaannya seperti kaca,  rata berkilau kilau tanpa ombak. Di ujung cakrawala cerah ceria,  bahkan ada pelangi menghias ujung mata.

 Lalu secangkir. Kopi tersaji di meja kemudi kayu. Perhatikan peta,  cermati posisi kompas,  luruskan arah, sesuaikan dengan koordinat bujur dan lintang bumi nyata, sesuai peta jalan uang sudah kau tetapkan selama ini. biarkan layarmu didorong angin buritan ke arah mata angin kebaikan.jadi apalagi yang kau takutkan.


Sruput kopimu
Biarkan kapal hatimu berangkat menuju sarang pelangi.

Salam nusantara sehat jawa raga

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun