Mohon tunggu...
gurujiwa NUSANTARA
gurujiwa NUSANTARA Mohon Tunggu... Konsultan - pembawa sebaik baik kabar (gurujiwa508@gmail.com) (Instagram :@gurujiwa) (Twitter : @gurujiwa) (Facebook: @gurujiwa))

"Sebagai Pemanah Waktu kubidik jantung masa lalu dengan kegembiraan meluap dari masa depan sana. Anak panah rasa melewati kecepatan quantum cahaya mimpi" ---Gurujiwa--

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Terpojok Berdua Di Bukit Ulat Sutera Karang Awu

23 November 2020   12:33 Diperbarui: 24 November 2020   08:09 233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kepompong ulat sutera (foto Noroyono) 

"Oh,  jadi mau diapa-apain nih? ", kataku setengah merayu,  sambil menyibakkan anak rambut dari keningnya yang berkeringat indah.  Gadis pekerja yang tangguh.  Mungkinkah kita berjodoh.  Saat aku mendekatkan bibirku ke jidatnya untuk mencium.  

Tiba tiba terdengar suara berisik sangat,  dari pepohonan arah barat dangau kami

 Waduh,  suara berisik itu begitu kuat,  apes-lah aku, ini waktunya aku digropyok dan dipaksa kawin oleh warga. Aku gelagapan mengurungkan niatku,  tapi Nuning tenang saja. Malah mengerling menggoda.  Kukira. 

Keriuhan itu terus berlangsung.  Sumber suara tidak hanya satu pohon,  tapi beberapa pohonan semak.  Ramai sekali, aku sempat gemetaran,  nyaliku hilang.wajahku pias. Nuning malah terkikik ketawa.  Aku mendelik. 

Apes. 

Apes. 

Tapi lumayan lah dikawinkan dengan gadis dusun yang ayu,  baik hati dan mau mengerti keadaanku apa adanya. Nuning mesam mesem, nakal. 

Uuuu...

Aaaaak..

Uuuu...

Aaaak..!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun