Kalau sudah mau cair begini. Â Sodrun jadi super semangat. Bila biasanya bangun jam 10-an. Kali ini jam 6 saja, sudah rapi, necis berdasi biru dan kemeja lengan panjang pink.
"Aih, kayak jaman masih ngantor di bank saja. Resesi gini, masih mau pake dasi. Emang bakal gol urusan usaha Bang ?", tanya Mince, istrinya genit. Tak kurang pisang goreng hangat disajikan, buat pelengkap sarapan pagi.
"Emm, ini upah, bonus dobel semalam, ya ?", kerling Sodrun, melihat kelengkapan pengisi perut pagi itu, ada uduk jengkol,dan teh manis.Â
Jarinya mencubit pipi bakpao perempuan yang menawan hatinya.
Keduanya tertawa penuh arti. Hanya mereka yang tahu, apa rahasia semalam.
"Kalau nanti cair, bonusnya tripel nanti malam ya Bang..", rayu Mince sambil mengedipkan sebelah matanya.Â
Sodrun mencium kening lebar Mince. Usai sarapan, Lelaki kurus, penganten baru itu, bergegas berangkat. Â
Senang hati.Mince, selama pandemi ini, baru kali ini, suaminya keluar rapi, pagi - pagi dan mukanya optimis, biasanya lesu, pucat, tak berdarah. Manyun sepanjang hari.
***
Waktu berjalan cepat, tiba sore, waktunya pulang kerja. Sodrun, mendapat tugas menyerahkan kunci mobil yang dibawanya, kepada supir ketua aparat berseragam, di sebuah intansi elit.Â
Begitu kunci berpindah tangan, Sodrun melihat sopir pembawa kunci itu diikuti intel - intel yang menyamar, di kejauhan ia dibekuk, empat aparat.Â