Kalau ngomongin soal kesurupan, dulu saya pikir itu cuma bagian dari acara horor di TV. Tapi waktu SMA, saya belajar bahwa kesurupan itu nyata. Dan lucunya, korbannya seringkali bukan orang yang kalem, pendiam, atau lugu, tapi justru yang sok berani, petantang-petenteng, dan banyak gaya.
Masa-masa SMA, ada satu waktu dimana sekolah saya kayak lagi kena musim kesurupan. Gak ngerti kenapa, mungkin karena angin dari dimensi lain lewat atau gimana. Pokoknya tiap minggu ada aja kasus kesurupan. Kadang di lapangan, kadang di kelas, kadang di uks, atau pas upacara, yang bikin suasana absurd.
Satu hal yang bikin saya mikir: "kenapa yang suaranya paling lantang, petantang petenteng, dan sikap paling "sok kuat" justru yang paling sering jadi sasaran makhluk halus? apakah ini hukum sebab-akibat? karma kilat? atau memang gaya hidupnnya terlalu menarik perhatian dimensi sebelah? Yang menarik, banyak dari mereka itu bukan sekedar kesurupan biasa, kesurupannya heboh, bahkan sampai nangis meraung-raung.
Dari sisi psikologi yang saya baca ternyata orang yang terlihat dominan, suka pamer keberanian, atau belagu, kadang justru sedang menutupi rasa tidak aman dalam dirinya. Tapi bukan berarti semua orang yang percaya diri seperti itu, tapi ada kasus dimana sikap "sok kuat" itu cuma topeng. Dan ketika mental sedang tidak stabil, lelah, dan stress, mereka justru lebih rentan masuk ke kondisi trance atau disosiatif. Nah, kondisi mental yang goyah ini bisa menjadi celah bagi fenomena yang dalam budaya kita disebut "dirasuki".
Sedangkan dilihat dari budaya lokal dan spiritualitas dikenal konsep bahwa, "semakin kamu menantang sesuatu yang tidak kamu pahami, semakin besar kemungkinan kamu 'ditegur'." Artinya orang yang terlalu jumawa, apalagi kalau ucapannya sombong, kasar, dan tidak hormat pada tempat atau "penunggu", makhluk halus menurut kepercayaan, bukan cuma iseng, mereka punya "harga diri". Dan orang yang petantang-petenteng itu kayak ngasih undangan VIP buat dirasuki.
Dalam beberapa ajaran spiritual dan kejawen, manusia itu  punya energi atau aura. Saat seseorang sedang kosong, baik karena emosi negatif atau kelelahan tanpa perlindungan spiritual yang kuat, dia bisa menjadi "wadah" yang gampang dirasuki. Karena entitas halus senang menempati tubuh yang aura perlindungannya lemah tapi energinya "berisik".
Dalam banyak kisah masyarakat, kesurupan juga seringkali dianggap sebagai karma instan karena manusia seringkali sombong. Orang yang terlalu banyak gaya tanpa kontrol, bisa dianggap menganggu keseimbangan tempat, suasana, bahkan relasi dengan yang tak terlihat. Jadi, alih-alih banyak gaya dan nantangin yang gak kelihatan, mending stay humble, stay grounded deh.
Pelajaran dari bangku sekolah pas SMA itu, saya dapat kesimpulan untuk berhati-hati kalau gaya kamu lebih banyak dari perlindungan spiritualmu. Dan kalau kamu tiba-tiba kesurupan pas lagi gaya di lapangan sekolah, mungkin itu cara smesta bilang: di dunia ini buka cuma kita yang merasa punya ruang.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI