Masalahnya adalah mereka tidak mau menegakan atau menindak karena seperti "jeruk makan jeruk". Artinya pelaku dan petugas bisa jadi berasal dari instansi yang sama atau saling kenal.
Untuk menyelesaikan dan mencegah terjadinya masalah transportasi tidak bisa hanya didekati dengan langkah teknis saja. Memecahkan masalah transportasi perlu juga menggunakan pendekatan non teknis sesuai dengan akar masalah non teknis seperti masalah ekonomi, sosial dan penegakan hukum.Â
Pendekatan non teknis yang harus dilakukan adalah menghabiskan dan menindak tegas para pelaku praktek premanisme di sektor transportasi.Â
Dua contoh praktek premanisme di bisnis parkir dan truk obesitas hanya contoh nyata yang merusak transportasi. Hampir seluruh bisnis sektor transportasi di Indonesia  dikuasai praktek premanisme dan dibiarkan rusak berkelanjutan.
Tidak ada kesulitan jika memang pemerintah mau menindak serta menghabiskan premanisme di sektor transportasi. Sektor transportasi memang rentan dan sering dirusak oleh premanisme.
Pemecahannya hanya tergantung dari kemauan aparat penegak hukum atau pemerintah untuk menghabiskan premanisme yang melingkupi transportasi. Negara dan pemerintah tidak boleh kalah oleh premanisme agar rakyat bisa bertransportasi dengan aman dan nyaman.
Malang, 17 Mei 2025.
Azas Tigor Nainggolan.
Analis Kebijakan Transportasi.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI