Mohon tunggu...
azas tigor nainggolan
azas tigor nainggolan Mohon Tunggu... Advokat dan Analis Kebijakan Transportasi

Aktivis Perkotaan yang Advokat dan Analis Kebijakan Transportasi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bukunya Kaum Pejuang Salam Satu Aspal, Pengemudi Ojek Online.

24 April 2025   20:38 Diperbarui: 24 April 2025   20:46 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Buku Sistem Hukum Dan Bisnis Ojek Online. Sumber foto: Astina

Bukunya Kaum Pejuang Salam Satu Aspal, Pengemudi Ojek Online.

Saya senang buku saya banyak dikejar oleh kawan-kawan pengemudi Ojol. Tadi sore kawan saya dan juga kawan satu perguruan Karate, senpai Iwan datang ke kantor. Iwan sekarang ini juga berprofesi sebagai pengemudi ojek online. Dia ke kantor untuk mendapatkan buku saya "Sistem Hukum dan Bisnis Ojek Online".

Iwan cerita pada saya, buku saya ini sudah viral dan menjadi pembicaraan di kalangan pejuang "Salam Satu Aspal'",  pengemudi ojek online, aplikator transportasi online dan para anggota DPR juga pengamat transportasi.  Mereka berusaha mencari tahu untuk mendapatkan buku saya. Kalo para kaum pejuang Salam Satu Aspal tidak sulit menghubungi saya. Para pejuang Satu Aspal sudah tahu kemana menghubungi saya.  Mereka ingin mendapatkan buku saya ini untuk mendapatkan informasi tentang sikap yang sebaiknya untuk keberadaan bisnis ojek online.Selama ini para pengemudi ojek online hanya mejadi objek pembohongan dan pembodohan semata oleh para politisi pencari massa. Seolah para politisi memperjuangkan hidup para pengemudi ojek online dengan berbagai janji omong kosong atau hoax belaka. Bermacam janji ditebar tentang kesejahteraan dan masa depan padahal itu bohong. Wong pengakuan saja mereka tidak perjuangkan, bagaimana benar mau memperjuangkan masa depan hidup lebih baik para pengemudi ojek online bisa terwujud? Pembiusan hubungan bisnis, ojek online sebagai mitra, bukan hubungan ketenagakerjaan. Tetapi para politisi teriak bohong tentang upah layak, THR, pemotongan komisi aplikasi, mengatur tarif dan ujungnya hanya menekan para aplikator tanpa dasar hukum.Iwan begitu tahu bahwa buku itu adalah karya saya, langsung telepon saya dan datang ke kantor setelah tahu bahwa saya ada di kantor. Senang mendapat  buku saya, dia langsung mengabarkan ke teman pengemudi ojek online lainnya. Alhasil saya banyak mendapat permintaan buku dari kawan-kawan  para pengemudi ojek online. Ya buku saya ini adalah rangkuman dan analisis keprihatinan atas kehidupan para pengemudi ojek online.

Sampai sekarang keberadaan bisnis ojek online belum diakui oleh sistem. Pemerintah belum mengakui keberadaan bisnis ojek online dalam sistem hukum Indonesia. Salah satu akibatnya adalah buruknya pengawasan karena pemerintah tidak bisa dan tidak memiliki otoritas mengurusi keberadaan bisnis ojek online di Indonesia. Relasi bisnis ojek online buruk, aplikator dan pengemudi ojek online tidak bisa duduk bersama untuk membangun bisnis yang setara di antara mereka. Akibatnya pengguna ojek online juga tidak dilindungi oleh sistem hukum. Berarti para politisi hanya omong kosong alias hoax, membohongi dan memperalat pengemudi ojek online.

Perjuangan sekarang adalah untuk adanya  pengakuan keberadaan bisnis ojek online salam sistem hukum Indonesia. Adanya pengakuan hukum ini akan melindungi semua pelaku stakeholder bisnis ojek online, aplikator, operator, pengemudi dan pengguna ojek online karena pemerintah dapat mengintervensi pengawasan terhadap bisnis ojek online.   Pengawasan sangat diperlukan agar bisnis layanan ojek online bisa memberikan layanan yang aman dan nyaman.

Senang buku saya disukai pengemudi ojek online oleh publik serta para stakeholder bisnis ojek online. Jadi buku saya sangat dibutuhkan dan berguna untuk layanan publik dan hajat orang banyak. Memang buku ini saya persembahkan untuk pembangunan layanan transportasi khususnya ojek online Indonesia dan dunia. Sebagai sebuah hadiah kepada pejuang "Salam Satu Aspal, para Pengemudi Ojek Online yang selama ini (sejak tahun 2010) mengajak saya ikut  berjuang untuk keberadaan eksistensi hak hidup mereka.

Pada Hari Angkutan Nasional.
Jakarta, 24 April 2025.
Azas Tigor Nainggolan.
Analis Kebijakan Transportasi.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun