Mohon tunggu...
Azam Putra Lewokeda
Azam Putra Lewokeda Mohon Tunggu... Guru Pelosok -

Guru Madrasah Adonara

Selanjutnya

Tutup

Trip

Catatan Perjalanan di Danau Asmara

8 Februari 2019   05:23 Diperbarui: 8 Februari 2019   05:44 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setelah tenaga kembali pulih, kami pun pamit untuk melanjutkan perjalanan, menuju tempat tujuan. Bang Maksi mempersilahkan kami memilih beberapa buku untuk dibawa, serta di baca saat waktu luang. "Catatan Najwa" menjadi buku pilihan saya, sementara bang Azam memilih sebuah buku, yang sedang dibaca oleh bang Maksi dengan judul "Seandainya Saya Wartawan Tempo".

Sekitar jam enam, kami melanjutkan perjalanan dan saya kembali mengendarai sepeda motor, kendatipun jalur yang kami tempuh belum pernah saya lintasi. Berbekal bisikan bang Azam, saya tetap dengan tenang mengendalikan kendaraan dijalur yang asing, dan hari pun semakin gelap. Di ufuk Barat ujung Timur Pulau Flores, pendar cahaya kemerahan terlihat samar di ujung cakrawala. Sementara terpaan angin barat kian kencang menyapa wajah. Makin jauh dari rumah tempat tinggal, hati kian sedih oleh nuansa alam malam itu.

Tibalah kami di jantung Kota Kecamatan Tanjung Bunga, Wai Klibang, dan disambut mesra oleh Victorianus Hokon, seorang penyair yang selalu bersama dengan TEAM AGUPENA Flotim dalam perjalanan Literasi. Siswa kelas XI IPA SMAN Satu Tanjung Bunga. Untuk melepas lelah sejenak, kami pun singgah sebentar di kosnya sembari menghubungi ayahanda Victorianus, untuk mengabari kedatangan kami disana. Dengan satu sepeda motor, kami bertiga melanjutkan perjalanan menuju ke Dusun 3 Keka, Riangpuho.

Kali ini, kecepatan sepeda motor berbeda dari sebelumnya. Jalanan mulus beraspal, serta sepihnya kendaraan bermotor yang melintas, oleh victor hokon yang merupakan penduduk asli Riangpuho, dia menggeber motor membawa kami lebih cepat, karena jalan yang dilalui telah dikuasainya. Sementara kami berdua merasa was-was atas kecepatan motor, dan sempitnya ruas jalan  yang sebagiannya telah tertutup oleh rerumputan sepanjang jalan.

Sapaan hangat ayah, mama, kakak, serta adiknya setelah kami tiba dikediaman Victor, sembari berceritera dengan mereka, sementara Viktor harus kembali menjemput tomi sahabatnya di Waiklibang.

Jagung muda direbus dan kopi panas, telah tersaji dihadapan kami setelah beberapa saat kami duduk. Selagi jagung masih hangat dan kopi pun panas, aktivitas mengunyah sambil sesekali menyeruput kopi kami lakukan. Ditemani dinginnya malam menambah nikmatnya suasana, sampai pada makan malam dan melepas lelah atas perjalanan panjang yang terlewati.

Mentari telah memancarkan sinarnya menembus melewati celah-celah jendela, menyelinap masuk mengintip raga yang masih pulas, namun akhirnya bangun untuk melaksanakan aktivitas jalan pagi, yang telah direncanakan sebelumnya, dan mengintip isi buku yang telah kami bawah dari larantuka. Lokasi pilihan untuk membaca adalah di halaman Sekolah SMPN Satap Riangpuho, lokasi yang merupakan cikal bakal lahirnya AGUPENA Flores timur, sembari menunggu teman-teman lain yang akan tiba.

Beberapa saat kemudian bang Maksi, bang Zaeni boli, dan Ama, tiba. Mereka menepati janji kemarin bahwa, besoknya mereka akan menyusul. Diskusi singkat dan pemilihan ketua dan sekretaris untuk MUSCAB pun digelar sambil menikmati racikan santap siang, jagung muda. Setelahnya, kami semua pergi ke Danau Asmara.

Dokpri
Dokpri
Sepasang kekasih yang tidak mendapatkan restu, dari kedua orangtua mereka untuk menikah, lantas memutuskan untuk bunuh diri, dengan cara menenggelamkan diri bersama, di Danau Bai Bele. Atas peristiwa itu, kini danau tempat mereka menenggelamkan diri, lebih dikenal dengan nama Danau Asmara.

Letaknya diketinggian, dengan panorama alam yang indah. Bagaimana tidak ? Pohon-pohon kokoh berdiri, dengan rerimbunan daun hijau khas musim hujan. Di tengah danau diletakan sebuah rakit beratapkan alang-alang. Bagi yang hendak berlayar ke tengah danau untuk fotoselfy, silahkan menyewa perahu yang telah disediahkan.

Aku dan Bang Azam. Dokpri
Aku dan Bang Azam. Dokpri
Disisi lain danau asmara, telah disediakan beberapa tempat untuk pengunjung bersantai, dan foto-foto. Ada lopo, serta tempat duduk seadanya, juga ada lokasi foto yang butuh perjuangan untuk mencapainya. Ya, pengunjung harus menaiki tangga kayu yang dipadukan dengan pohon hidup, sampai di ujung pohon untuk mendapatkan pemandangan yang indah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun