Mohon tunggu...
Muhammad Irfan Ayyubi
Muhammad Irfan Ayyubi Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa

Seorang bapak satu anak. Mahasiswa prodi Sastra Indonesia Universitas Pamulang

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen | Tengik

26 Februari 2020   20:04 Diperbarui: 4 September 2020   11:02 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Mengapa? Apakah Gusti Pengeran menciptakan kita untuk mati dalam jepretan manusia-manusia durjana itu?"

"Tidak!"

"Kita harus lawan saudara-saudaraku!"

"Hidup Tengik!"

Saluran pembuangan air bawah kamar mandi sebuah rumah di Kampung Sengon malam itu begitu riuh. Sekumpulan kecoak sedang menggelar pertemuan akbar. Tengik di depan berorasi, gemuruh kecoak-kecoak lain yang melihatnya terpukau akan keberaniannya. Setelah riuh kepak sayap mereka reda, Tengik dengan gagah membacakan sebuah puisi setengah orasi singkat membakar semangat yang ia sudah hapalkan sedari tiga bulan yang lalu.

Hidup, tapi terus tersingkir,

Kami tak pernah kikir

Cuma sisa makananpun tak dibagi

Kami tak minta tinggi-tinggi

Kenapa terganggu?

Kami tak pernah berniat mengganggu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun