Mohon tunggu...
Muhammad Irfan Ayyubi
Muhammad Irfan Ayyubi Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa

Seorang bapak satu anak. Mahasiswa prodi Sastra Indonesia Universitas Pamulang

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Analisis Tokoh Margio dalam Novel "Lelaki Harimau" Karya Eka Kurniawan (Suatu Tinjauan Psikoanalisis) - 1

11 Desember 2019   12:20 Diperbarui: 21 Juni 2021   09:03 1434
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Tokoh Margio dalam Novel "Lelaki Harimau" Karya Eka Kurniawan (Suatu Tinjauan Psikoanalisis) - 1. | Gramedia via Mojokstore

          ....Malam itu ia tak pulang, tak hendak berjumpa orang, hanya ingin ditemani bebayang harimau di kepala. Ia pergi ke surau menjelang tengah malam dan berbaring di sana,...

          ....Sejak masa kanak ia telah sering tidur di surau, selain di pos ronda, barangkali lebih banyak daripada mondok di rumahnya sendiri....

          ....Malam itu ia bermimpi tentang putri jin yang keluar dari mata air, mengajaknya kawin....

          .....Lalu bangun di pagi hari, dengan harimau putih rebah menjejernya. Begitulah awalnya... (Hlm. 54)

          

          Jelas sekali dapat diketahui bahwa dari data di atas, memperkuat bukti kemunculan harimau Margio itu terjadi ketika ia pergi dari rumah dan berharap mendapatkan sesuatu untuk mengalihkan perasaan tidak nyaman/kecemasan ego tak dapat memenuhi dorongan id. Diasumsikan pula, bahwa perasaan ketidaknyamanan itu sudah dirasakan Margio sejak kecil.

  •            Terjadinya Represi

          Represi yang terjadi pada kepribadian Margio dapat dibuktikan dari penggalan narasi berikut.

          Data 08:

          Rasa cinta yang tak kepalang pada ibu dan adiknyalah, barangkali yang telah menahannya dari kemarahan.... ia tak bisa mengelak dari kenyataan bahwa Komar bin Syueb tetap tiang bagi mereka, tak peduli betapa keropos dan limbungnya tiang itu...

          Margio hanya tahu, bahwa ia ingin menghabisinya...           

          ....usaha yang lebih membuatnya menderita adalah upaya untuk meredam kehendak itu, didorong harapan udik bahwa segalanya akan baik dengan sendirinya... .(Hlm. 55)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun