Mohon tunggu...
Ayu SittaDamayanti
Ayu SittaDamayanti Mohon Tunggu... Lainnya - Seorang ibu rumah tangga jebolan ilmu hukum, pecinta sastra dan parenting

Ibu rumah tangga dan dunianya

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

[RTC] Ketika Pahlawan Kehidupan Menggugat

9 November 2021   05:44 Diperbarui: 9 November 2021   06:04 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ketika kami menggugat...

Perkenalkan, kami adalah makhluk Tuhan 

Sering tak dianggap oleh kalian

Kecuali hanya sebagai pemuas keserakahan yang menulikan telinga dengan suara gemerincing pundi-pundi kekayaan, membutakan mata dengan silaunya gemerlap kemewahan semu

Padahal kami diciptakan Sang Mahakuasa atas nama cinta, untuk menopang kehidupan kalian

Apa salah kami?

Hingga menghabisi kami dengan membabi buta

Tahukah kalian seberapa besar pengorbanan kami?

Kami yang tumbuh di pegunungan, kami yang tumbuh di perairan, kami yang tumbuh di jalanan berdebu dan berpasir, bahkan di atas pusara kalian

Dari akar, batang, ranting, daun, bunga, buah, kulit hingga getah semua didedikasikan untuk kalian

Kami tak mengenakan tarif dijadikan tempat berteduh dari terpaan hujan dan teriknya mentari

Ada jerih payah kami di dalam udara segar yang kalian hirup sebagai sumber kehidupan kalian

Apa hak kalian menyiksa kami?

Sang Maha Pencipta saja tak pernah menyiksa kami begitu pedih

Namun kalian begitu lancang, sanggup menghancurkan dengan panasnya api keserakahan

Hingga memorakporandakan dedikasi pengorbanan cinta kami

Kalian injak-injak kami yang tumbuh tak cantik sebagai rerumputan liar

Kalian petiki daun, bunga dan buah kami tanpa henti

Kalian habisi kami tanpa ampun dengan berbagai perkakas mesin yang menderu

Sakit sungguh sakit

Akar kami tak selamanya mampu berdiri tegak untuk menjadi tameng kalian yang tak tahu balas budi

Kalian hancurkan rumah bagi sekumpulan makhluk lain yang bernama hewan

Ya, karena kami juga menjadi rumah terbaik bagi mereka untuk berlindung

Tak percaya?

Coba tanyakan saja pada aneka burung, aneka serangga, ular, kelelawar, ulat, kupu-kupu dan bahkan para primata

Sungguh bukan main kejamnya kalian

Maka...

Jangan salahkan kami ketika gunung melongsorkan tanahnya

Jangan salahkan kami ketika pantai tergerus erosi

Jangan salahkan kami ketika musim menjadi tak menentu

Jangan salahkan kami ketika Bumi semakin panas

Ia pun marah pada kalian

Tahukah kalian?

Kelak, keserakahanlah yang akan menghancurkan kehidupan kalian

Namun, belum terlambat untuk menyelamatkan diri dari murkaNya

Manfaatkan kami dengan hati nurani bukan dengan nafsu yang tak kunjung reda

Setia, itulah kami...

Kami adalah pahlawan kehidupan kalian

Lantas kalian?

Pilihlah! Menjadi musuh atau pahlawan bagi kami?

Ingatlah Sang Mahakuasa menciptakan kita satu paket

Camkan itu wahai manusia-manusia tamak 

karya ini diikutsertakan dalam rangka mengikuti Event Rumah Pena Inspirasi Sahabat untuk memperingati Hari Pahlawan tahun 2021

rtc-logo-618342baffe7b54bd569e2f3-6189a516e71ae055dd6aa702.jpg
rtc-logo-618342baffe7b54bd569e2f3-6189a516e71ae055dd6aa702.jpg

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun