Mohon tunggu...
Ayu Septia R
Ayu Septia R Mohon Tunggu... pelajar

suka liat dracin

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Yadnya Kasada: Tradisi Suku Tengger yang Bikin Bromo Makin Epic

26 Februari 2025   23:24 Diperbarui: 26 Februari 2025   23:36 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Di Gunung Bromo, ada tradisi keren banget yang udah ada sejak ratusan tahun lalu, namanya Upacara Yadnya Kasada. Ini bukan cuma sekadar ritual biasa, tapi warisan budaya yang masih dijaga sama Suku Tengger hingga sekarang.

Upacara ini berawal dari kisah Roro Anteng dan Joko Seger sepasang suami istri yang sudah lama tidak punya anak. Mereka selalu berdoa kepada Tuhan (Sang Hyang Widhi) supaya dikasih keturunan. Suatu hari, doa mereka akhirnya dikabulkan mereka dikasih 25 anak, tapi dengan syarat yang berat yaitu anak bungsu mereka yang bernama Raden Kusuma harus dikorbankan ke kawah Gunung Bromo. Tapi mereka tetap menepati janji itu dan mengorbankan anak mereka Raden Kusuma yang akhirnya menghilang di kawah. Sebelum menghilang, Raden Kusuma sempat ngasih pesan penting, supaya orang-orang Tengger setiap tahun tetap ngasih sesajen ke Gunung Bromo sebagai tanda rasa syukur dan penghormatan buat para dewa dan leluhur.

Tradisi ini diadakan setiap tahun oleh suku Tengger yang tinggal di sekitar Gunung Bromo, Jawa Timur. Intinya acara ini bentuk rasa syukur dan permohonan dari masyarakat Tengger kepada Tuhan Yang Maha Esa supaya mereka diberkahi dengan keselamatan,kemakmuran, dan hasil bumi yang melimpah.
Upacara ini dilakukan setiap hari ke 14 bulan Kasada(yang jatuhnya di antara bulan Juli dan Agustus), dan biasanya orang-orang naik ke Bromo untuk bawa sesajen. Sesajen yang dibawa ini nggak cuma berupa nasi atau buah-buahan biasa, tapi ada beras ketan, sayuran, sampai hewan ternak kayak ayam. Gak cuma itu, yang bikin tradisi ini seru, mereka membawa sesajen sampai ke kawah Gunung Bromo karena mereka punya keyakinan kalau ini cara mereka untuk memberikan penghormatan kepada leluhur dan alam.
Sesajen itu nantinya akan dilemparkan ke dalam kawah sebagai simbol pengorbanan dan rasa hormat terhadap Gunung Bromo. Ada juga yang bilang, kalau ada yang melemparkan sesajen ke kawah itu dipercaya akan mendapatkan berkah lebih dan katanya kalau berhasil melemparkan sesajen dengan tepat ke dalam kawah maka harapan akan terkabul.

Bukan cuma masyarakat Tengger yang ikut, banyak banget wisatawan yang datang setiap tahun untuk nyaksiin langsung upacara ini. Bisa dibilang, ini juga jadi ajang untuk mempererat hubungan antara warga setempat dan orang luar. Bahkan, beberapa dari mereka juga ikut berpartisipasi, ngeliat langsung betapa besarnya rasa syukur mereka terhadap alam dan Tuhan.

Menurut saya, Upacara Yadnya Kasada bukan hanya sebuah tradisi tapi juga hubungan antara manusia,alam, dan spiritual. Meskipun zaman sekarang banyak hal yang berubah, Yadnya Kasada ini tetap bertahan dan jadi identitas dari suku Tengger. Ini juga jadi pengingat kalau nggak boleh lupa sama asal-usul harus terus menjaga hubungan dengan alam dan leluhur. Tradisi seperti ini penting untuk dilestarikan karena mengajarkan untuk menghargai warisan budaya yang ada. Semoga tradisi seperti ini tetap lestari dan terus menjadi bagian dari kekayaan budaya Indonesia.

Sumber:

https://www.gramedia.com/literasi/asal-usul-upacara-kasada/?srsltid=AfmBOopUlJwZ_jj2Bg7zTsw3wUzIRmuyt1pYkreS2vQXZZJL5ynol24F

https://ditsmp.kemdikbud.go.id/ragam-informasi/article/upacara-yadnya-kasada-dan-cerita-di-baliknya

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun