Mohon tunggu...
Ayu SabrinaBarokah
Ayu SabrinaBarokah Mohon Tunggu... Jurnalis - Citizen Journalist

Perempuan yang mencoba berdaya melalui karya tulis digital, dengan keyakinan Learning by doing.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mengkaji Mental Hidup Miskin yang Berpotensi Melanggengkan Kemiskinan

19 Juni 2020   19:55 Diperbarui: 19 Juni 2020   19:48 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

  Di indoneisa sendiri angka kemiskinan dalam 10 tahun (2007-2017) menurut BPS bergerak turun. meskipun pada tahun 2015 sempat terjadi kenaikan, tetapi setelah itu kembali turun. hal tersebut tentu tidak lari dari peran pemerintah dalam mengatasi kemiskinan. banyak upaya yang sudah diterapkan pemerintah untuk mengatasi kemiskinan di Indonesia.

Dalam kepemerintahan Jokowi-JK beberapa upaya untuk mengatasi kemiskinan antara lain: Program Indonesia Pintar (PIP) , Program Indonesia Sehat (PIS) , Program Keluarga Harapan (PKH), Beras Sejahtera (Rastra) atau Bantuan Sosial Pangan , Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT), Program Dana Desa , dan Program Reforma Agraria dan Perhutanan Sosial (RAPS).

  Selain tujuh program di atas, tentunya masih banyak lagi kebijakan dari pemerintahan sebelumnya yang masih dipakai.  Dan  pemerintah juga sudah memberikan banyak upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Dalam pemerintahan Jokowi-JK, alokasi dana APBN untuk pendidikan mencapai 20 persen dari keseluruhan total APBN yaitu Rp492,555 triliun.  Hal ini tentunya bukti pentingnya peran lembaga pendidikan sebagai wadah untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

Tetapi, tetap saja bahwa kemalasan merupakan suatu kondisi sosial yang sulit untuk dikendalikan melalui kebijakan makro. Itulah gunanya peran norma sosial dalam masyarakat. Norma yang berlaku dalam masyarakat mempunyai caranya sendiri dalam mengatasi hal yang skalanya bukanlah cakupan pemerintah. Ketika ada orang yang malas, secara tidak langsung terdapat norma sosial yang dilanggar disitu, masyarakat dapat memberikan sanksi sesuai norma yang berlaku. Bisa berupa teguran, bahkan dikucilkan dari masyarakat.

 Hubungan antara kemalasan dan kemiskinan merupakan bukti bahwa kondisi sosial dapat berdampak terhadap kondisi ekonominya. Jika secara terus menerus mewariskan mental miskin, gampang menyerah, malas, berkeluh kesah rasanya kesuksesan akan sulit datang kepada siapapun. Karena sukses seringkali datang pada mereka yang berani, mau, dan berusaha untuk mengambil keputusan dan siap menanggung risiko yang ada di depan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun