Mohon tunggu...
Ayunda IzzatulIman
Ayunda IzzatulIman Mohon Tunggu... Psikolog - mahasiswi

saya mahasiswi biasa aja, bikin akun cuma buat tugas tapi semoga akun ini berguna kedepannya. terimakasih :)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Komunikasi Non-Verbal dan Verbal dalam Interaksi antara Anak Autis dan Normal, Berbeda atau Tak Bisa?

13 Juni 2019   01:51 Diperbarui: 13 Juni 2019   01:58 1603
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Seluruh rangkaian penelitian hanya dilakukan oleh satu peneliti. Penelitian dilakukan didalam ruangan kosong yang hanya terdiri dari satu meja dan 2 kursi. Penelitian dilakukan dengan cara menunjukkan kartu yang bergambar sebuah objek dan menyebutkan nama objek tersebut,dan anak autis diharapkan bisa mengulangi atau menirukan suara yang diucapkan oleh peneliti dengan spontan dan artikulasi yang jelas. Tujuan dari penelitian ini adalah membadingkan efek dari contingent imitation dengan contingent respond dari sampel penelitian. Hasil dari penelitian bahwa imitasi vokal dengan nada yang lebih tinggi menunjukkan akan lebih mempengaruhi proses bagaimana anak autis belajar.

Terkait dengan kesulitan yang dialami oleh anak Autis dalam berkomunikasi dan memahami bahasa lisan, anak Autis cenderung memiliki kemampuan yang menonjol di bidang visual daripada materi yang dipelajari hanya dengan ucapan saja. 

Visual dapat lebih membantu anak dalam memahami pesan yang disampaikan oleh dirinya atau orang lain. Anak Autis tidak bisa berkomunikasi layaknya anak normal lainnya dikarenakan gangguan spektrum Autisme yang merupakan gangguan perkembangan dalam pertumbuhan manusia yang secara umum tampak di tiga tahun pertama kehidupan anak tersebut. (budianto, 2013)

Menurut hasil penelitian dan banyak teori yang telah dipaparkan diatas mengenai komunikasi dan interaksi sosial dari anak dengan gangguan autisme, penulis kontra dengan mitos bahwa anak autis tidak bisa berkomunikasi dan berinteraksi dengan anak normal.  

Dari pemaparan yang telah ada,anak dengan gangguan autis bisa berkomunikasi dengan orang normal dengan gayanya masing-masing. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Yuka Ishizuka juga bisa diterapkan dalam pebelajaran anak usia dini dengan gangguan autis ataupun anak normal untuk menambah kosakata baru. 

Komunikasi yang dilakukan oleh anak autis dan anak normal bisa juga dilatih menggunakan komunikasi non-verbal yang di ucapkan. Misalnya ketika anak autis merasa haus, dan mulai memegang tenggorokannya maka anak normal harus mengerti dan mengikuti gerakan anak autis serta mengucapkan "mau minum" agar anak autis tersebut belajar cara mengekspresikan apa yang dirasakan. Disini penulis mematahkan mitos bahwa anak autis mengalami kesulitan belajar dikarenakan oleh susahnya berkomunikasi secara verbal dan kesulitan bersosialisasi dengan anak normal.

Penelitian yang dilakukan oleh Shpigler menunjukkan bahwa kurangnya responsifitas pada lebah mirip dengan yang dialami dengan anak dengan gangguan autisme dan juga gangguan responsifitas yang ekstrem. Hal ini kurang bisa diterima oleh penulis karena berdasarkan yang ada di ligkungan sekarang,banyak sekolah inklusi yang menerapkan focus group discussion  dalam pembelajaran yang melibatkan semua anak,tanpa menyendirikan anak dengan gangguan autisme.

Hal ini juga menunjukkan, anak autis memiliki cara yang berbeda dalam berkomunikasi dan bersosialisasi. Anak dengan autisme bukan tidak mungkin melakukan interaksi sosial,  mereka melakukannya dengan cara yang berbeda, tidak dengan komunikasi verbal melainkan menggabungkan antara komunikasi verbal (pengucapan dari apa yang merka rasakan) dengan non-verbal (gerakan tubuh yang menandakan apa yang mereka rasakan).

 

REFERENSI

budianto, i. (2013). PROSES KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTARA GURU DENGAN MURID PENYANDANG AUTIS DI KURSUS PIANO SFORZANDO SURABAYA.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun