Mohon tunggu...
Ayu Ariani
Ayu Ariani Mohon Tunggu... Universitas Mercu Buana

Nama : Ayu Ariani | NIM : 43223010085 | Mata Kuliah : Sistem Informasi Akuntansi | Dosen Pengampu : Apollo, Prof. Dr. M.Si.Ak | Program Studi Akuntansi | Fakultas Ekonomi dan Bisnis | Universitas Mercu Buana

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

A301_Kuis 1_Teori Akuntansi Pendekatan Hermeneutik Wilhelm Dilthey

15 Oktober 2025   02:27 Diperbarui: 15 Oktober 2025   10:42 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wilhelm Dilthey (Sumber: https://geopolicraticus.substack.com/p/dilthey-on-our-lived-experience-of)

Akuntan dan manajer dapat dilatih untuk tidak hanya berpikir dalam kerangka teknis, tetapi juga mempertanyakan asumsi moral, konteks historis, interpretasi, dan implikasi nilai dari setiap keputusan akuntansi.

Pemanfaatan narasi dan visualisasi interpretatif

Dalam presentasi laporan kepada pemangku kepentingan, manajemen dapat menggunakan elemen naratif, grafis interpretatif, cerita kasus (contoh nyata), dan interpretasi bagian angka agar pemangku kepentingan memahami konteks dan makna di balik angka.

Refleksi internal organisasi

Organisasi dapat melakukan sesi refleksi internal, dengan cara mengevaluasi secara kritis bagaimana keputusan akuntansi dibuat, apakah ada konflik internal, bias interpretatif, apakah nilai organisasi tercermin, serta dampak moral keputusan keuangan terhadap masyarakat internal dan eksternal.

Tantangan dan Keterbatasan

Penerapan pendekatan hermeneutik dalam akuntansi juga sering menghadapi tantangan, berikut tantangan dalam penerapan pendekatan hermeneutik:

Gambar Pribadi
Gambar Pribadi
  1. Tuduhan subjektivitas dan relativisme
    Karena interpretasi tergantung perspektif penafsir dan nilai yang dibawa, ada risiko interpretasi menjadi sangat subjektif atau terjebak relativisme (semua interpretasi sama valid). Untuk itu, peneliti harus menjalankan validasi interpretatif, refleksivitas, triangulasi, dan keterbukaan atas interpretasi alternatif.
  2. Kesulitan generalisasi dan replikasi
    Interpretasi yang sangat kontekstual sulit untuk digeneralisasikan secara luas atau direplikasi dalam penelitian lain. Jadi, penelitian hermeneutik cenderung memiliki sifat studi kasus yang dalam, bukan generalisasi kuantitatif.
  3. Beban waktu dan intensitas data
    Proses interpretasi, dialog, dan refleksi memerlukan waktu, usaha, dan kepekaan hermeneutik yang tinggi. Tidak cocok untuk semua penelitian atau organisasi yang terbatas sumber daya.
  4. Resistensi paradigmatik
    Dalam dunia akuntansi yang selama ini dikuasai paradigma teknis-kuantitatif, pendekatan hermeneutik mungkin dipandang sebagai "kurang ilmiah," "too soft," atau "kurang objektif." Peneliti dan praktisi perlu meyakinkan bahwa interpretasi makna dan nilai juga merupakan pengetahuan ilmiah, meskipun berbeda tipe.
  5. Problematika verifikasi interpretasi
    Validasi interpretasi (misalnya melalui member checking atau triangulasi) bisa sulit jika aktor tidak bersedia atau interpretasi sensitif. Ada juga kemungkinan penolakan interpretasi oleh aktor jika interpretasi menyentuh nilai pribadi atau konflik internal.
  6. Keterbatasan data akses
    Data internal manajerial, memo kebijakan, atau keputusan strategis seringkali bersifat rahasia atau sensitif, sehingga sulit diakses untuk penelitian interpretatif.

Meskipun demikian, dengan kesungguhan reflektifitas, transparansi metodologis, dan keterbukaan dialog, pendekatan hermeneutik dapat memberikan kontribusi ilmiah yang kaya, bermakna, dan relevan dalam akuntansi.

Contoh Ilustratif Singkat

Sebagai gambaran, misalkan sebuah perusahaan memutuskan untuk menetapkan cadangan kerugian piutang yang cukup tinggi di tahun tertentu, hal ini mempengaruhi laba bersih, cadangan kerugian, dan persepsi investor. Dengan pendekatan hermeneutik, peneliti/auditor dapat:

  • Mewawancarai manajer ataupun akuntan, misalnya dengan mengajukan pertanyaan mengapa mereka memilih taksiran tinggi? Apakah karena kehati-hatian di tengah krisis ekonomi? Apakah tekanan dari auditor? Apakah ada potensi manipulasi laba?
  • Menganalisis dokumen internal, seperti memo manajerial, proyeksi penjualan, kebijakan kredit, catatan rapat dewan komisaris.
  • Memahami konteks historis,misalnya apakah perusahaan baru mengalami penurunan permintaan, gangguan pembayaran piutang, kondisi industri, regulasi baru.
  • Menginterogasi nilai dan dampak, misalnya apakah keputusan ini melindungi kreditor, apakah merugikan pemegang saham, apakah transparan?
  • Menginterpretasi angka cadangan tidak hanya sebagai angka teknis, tetapi sebagai ekspresi kehati-hatian manajerial, persepsi risiko, konflik nilai antara keuntungan dan konservatisme.
  • Mengajukan interpretasi alternatif, misalnya apakah ada bias pesimistis atau manipulatif dalam menetapkan cadangan, dan membandingkan dengan interpretasi manajer.

Dari proses ini akan muncul pemahaman yang lebih kaya dan kritis, bukan sekadar angka cadangan piutang.

Penutup

Pendekatan hermeneutik ala Wilhelm Dilthey menawarkan kerangka epistemologis dan metodologis yang sangat relevan bagi akuntansi modern, di mana praktik akuntansi tidak hanya soal angka tetapi juga soal manusia, nilai, makna, dan konteks sosial-historis. Dengan membedakan antara pengetahuan alamiah (Erklren) dan pengetahuan kemanusiaan (Verstehen), pendekatan ini membuka ruang bagi interpretasi angka, refleksi nilai, empati terhadap aktor, dan tanggung jawab moral dalam akuntansi.

Walaupun penerapannya tidak mudah (karena tantangan subjektivitas, validasi, keterbatasan generalisasi), namun akuntansi hermeneutik memungkinkan kita melihat "jiwa di balik angka," memperkaya pemahaman dan menjadikan akuntansi sebagai aktivitas ilmiah-humanistik yang lebih utuh dan kontekstual.

Citasi:

  • Apollo, A., Hariani, S., & Herliansyah, Y. (2025). Hermeneutics of Schleiermacher, Dilthey, Heidegger and Gadamer on Financial Statements in the Indonesia Stock Exchange (2010--2024). Journal of Accounting and Finance Management, 6(3), 1397--1408. https://doi.org/10.38035/jafm.v6i3.2284
  • Ary Wirajaya, I. G. (2012). Hermeneutika dalam Interpretive Paradigm sebagai Metodologi Penelitian Akuntansi. Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Bisnis, 7(1). Universitas Udayana.
  • Kristiantari, I. A., Sudarma, M., Purwanti, L., & Djamhuri, A. (2023). Pragmatic and Idealist Public Accountants: Interpretation of Professional Ethics through Ricoeur's Hermeneutics. Australasian Accounting, Business and Finance Journal, 17(3), 140-154. https://doi.org/10.14453/aabfj.v17i3.09
  • Murniati, M., Sa'diyah, M., & Subadriyah, S. (2019). Hermeneutics of Earning Management: Between Pressure and Opportunity. JEMA: Jurnal Ilmiah Bidang Akuntansi dan Manajemen, 16(1), 46-59. https://doi.org/10.31106/jema.v16i1.1666 
  • "Teori Akuntansi Pendekatan Hermeneutik Wilhelm Dilthey." (2025). Modul Kuliah Prof Apollo FEB UMB
  • "Wilhelm Dilthey's Thoughts on Understanding, Hermeneutics and Communication." (2024). Asian Journal of Philosophy and Religion, 3(1), 17--28. Financy, F., & Sitorus, F. K. https://doi.org/10.55927/ajpr.v3i1.9360

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun