Mohon tunggu...
Ayu Martaning Yogi A
Ayu Martaning Yogi A Mohon Tunggu... Lainnya - Just ordinary girl

Menyukai Dunia Literasi, Tertarik pada Topik Ekonomi, Sosial, Budaya, serta Pengembangan Diri

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Memaafkan, Sebuah Proses Validasi Emosi yang Menentramkan Hati

13 Mei 2021   23:32 Diperbarui: 13 Mei 2021   23:43 1028
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Islam juga mengajarkan betapa mulianya tindakan memaafkan itu. Hal tersebut tertuang dalam Surat Ali Imran ayat 33 yang menjelaskan bahwa memberi maaf termasuk sifat orang yang bertaqwa. Selain itu, terdapat hadits tentang memaafkan sebagai berikut:

"Allah tidak menambah seorang hamba karena mau memberi maaf melainkan kemuliaan; dan tidaklah seseorang yang bersikap rendah hati di hadapan Allah melainkan akan diangkat oleh Allah derajatnya." (HR. Abu Daud)

Hadits tersebut menjelaskan betapa mulianya sikap memaafkan itu di hadapan Allah SWT.  Memaafkan juga menjadi bukti bahwa kita juga meneladani sifat indah Allah SWT yang Maha Penerima Taubat, Pengampun, dan Pemaaf.  

Validasi Emosi dalam Proses Memaafkan

Memaafkan terkadang bukan suatu hal yang mudah, butuh proses untuk bisa melakukannya. Prosesnya pun berbeda bagi setiap orang, ada yang butuh waktu singkat saja namun ada yang butuh begitu lama. 

Terlebih bagi orang yang benar-benar merasa tersakiti, hingga menorehkan luka di hati seperti pengkhianatan, perselingkuhan, penipuan, dan banyak alasan lainnya. Tentu hal itu bukan sesuatu yang mudah untuk dapat memaafkan.

Sumber Gambar: ggwp.id dan editing pribadi
Sumber Gambar: ggwp.id dan editing pribadi

Sebelum sesoorang berbesar hati untuk memaafkan, terdapat satu proses penting yang dinamakan validasi emosi atau validasi perasaan. Proses tersebut merupakan bentuk pengakuan dimana kita mengakui emosi serta perasaan seperti apa yang kita rasakan. 

Misalnya, ketika sadar bahwa kita sedang marah, ada rasa dongkol dalam hati kita, benci, atau dendam, maka dapat mencari akar permasalahannya. Dengan mencari sumber masalahnya maka kita bisa berpikir mengenai cara untuk meredam perasaan kita, atau bahkan cara untuk menyelesaikannya.

Emosi-emosi negatif yang teredam, secara perlahan membuat kita akan menemukan kelegaan atau kedamaian dalam hati kita. 

Setelah proses itu, kita tidak akan berlarut-larut memikirkan sumber permasalahan yang membuat kita marah, sedih, benci dan berbagai emosi negatif lainnya. Melalui proses validasi emosi atau perasaan itu maka memaafkan akan terasa lebih ringan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun