Mohon tunggu...
Ika Ayra
Ika Ayra Mohon Tunggu... Penulis cerpen

Antologi cerpen: A Book with Hundred Colors of Story (jilid 1) dan Sewindu dalam Kota Cerita

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Apa Kabarmu Hari Ini, Kitty?

4 Desember 2021   21:30 Diperbarui: 4 Desember 2021   22:19 244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Apa Kabarmu Hari ini, Kitty?/Tale-Like Photos

"Daaaahh, Ma..." seorang gadis kecil melambai-lambaikan tangan sampai sedan putih itu menjauh. Lalu senyum cerianya perlahan pupus, berganti rasa sepi yang siap memasung.

Aku hanya bisa menjadi penonton yang menyaksikan pemandangan yang sama setiap hari. 

Hubungan Lisa dan ibunya begitu mesra. Mengalahkan romansa mentari pagi yang menyesap titik embun satu-satu. Atau sepoi angin bulan Desember yang mencumbu bugenvil merah.

"Kitty... Kitty....." akhirnya gadis itu mencariku.

Hup! Aku merasakan pelukan penuh rindu dari tangan.mungilnya. Dagunya ikut mendekapku, membuatku terkunci.

"Kau lapar, Kitty?" ia melepaskan pelukannya. Aku melompat cepat, lalu menikmati makanan yang dia sajikan.

"Makan yang banyak ya, Kitty, supaya kau cepat besar..." 

Aku melirik sekilas. Senyum Lisa merekah lagi. Sepertinya ia sudah melupakan kesedihannya. 

Biar kuceritakan sedikit. Lisa adalah putri seorang top model ibu kota. Ayah Lisa seorang warga asing yang masih harus bolak-balik ke negaranya. Di rumah, hanya suster dan aku yang menjadi sahabatnya.

"Nona Lisa, jadi kita jalan-jalan?" 

Seorang wanita setengah baya dan berseragam, muncul dengan tas perbekalan Lisa. Kemana-mana tas itu selalu menyertai. Makanan, minuman, cokelat, pernen, dan boneka kecil kesayangan Lisa ada di dalamnya. 

"Tentu, Bibi Em. Kitty, ayo!"

Aku meloncat dan berlari mengikuti gadis itu. Ah, sayang. Aku belum sempat minum air yang disediakan.

Begitulah. Hari-hariku bersama Lisa diisi dengan kebersamaan. Kami bermain di halaman samping yang hijau, ngemil bareng, bahkan boci bersama di kamarnya.

Sampai di suatu akhir pekan, Lisa dan ibunya sarapan bersama. Seperti biasa, gadis kecil itu memuji omlet buatan ibunya yang paling enak di seluruh dunia. Ada tambahan keju, sedikit wortel dan kacang polong. Keduanya saling suap, saling ngobrol dan tertawa.

Tanpa sadar, aku tertidur di bawah meja makan dan baru terbangun menjelang jam makan siang.

Seperti robot yang sudah menerima program, aku langsung mencari keberadaan Lisa. Rupanya gadis itu sedang bermain di teras depan rumah.

"Hai  Kitty, kau sudah bangun?" kudengar gadis itu menyambutku. "Apa kabarmu hari ini, Kitty?"

Kuperhatikan gadis kecil itu. Tangannya sibuk menata mainan di atas meja kecil. 

Sesaat kemudian, bola kecil Lisa meluncur karena tertendeng kaki Bibi Em.

"Bolaku!" seru Lisa bangkit.

Dengan sigap aku berlari untuk mendapatkan bolanya. Bersamaan dengan itu, tiba-tiba sebuah taksi terdengar mengerem kuat-kuat.

Kudengar Lisa memanggil namaku histeris. Samar-samar aku juga menangkap suara ayah Lisa yang baru tiba setelah dua bulan pulang ke negara Kanguru sana.

Kurasakan pelukan hangat dan tangan mungil mengunci tubuhku. 

"Aku sayang padamu, kumohon bangunlah..." kudengar Lisa terus saja menangis, entah karena apa.

Kucoba mencari tahu apa yang terjadi sebenarnya. Tapi kemudian semuanya terasa gelap. Persis seperti ruang hampa belaka.

SELESAI

Cerpen ini ditulis oleh Ayra Amirah untuk Kompasiana

Kota Tepian, 4 Desember 2021

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun