Mohon tunggu...
Ika Ayra
Ika Ayra Mohon Tunggu... Penulis - Penulis cerpen

Antologi cerpen: A Book with Hundred Colors of Story (jilid 1) dan Sewindu dalam Kota Cerita

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Putri Naura Terbebas

17 November 2021   14:30 Diperbarui: 17 November 2021   15:17 536
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Putri Naura Terbebas|foto: Dawn Charles/pinterest

Naura kembali teringat baginda raja. Tapi ia masih tak beranggapan semua cerita itu benar. Baginda pasti seorang raja yang baik dan bijak, sebab ia selalu melihat wajah ibunda ratu dihiasi senyum bahagia.

"Aku berterima kasih, wahai pohon yang baik. Keranjangku sudah cukup penuh. Aku permisi dulu. Semoga hidupmu dipenuhi kebahagiaan..."

Naura tersadar kembali dari lamunan. Dilihatnya pria itu berlalu.

Tiba-tiba sebuah sinar menyilaukan, mamancar dari dalam hutan. Hanya sepersekian detik, namun menggegerkan seisi hutan gelap.

Seorang tampan berlutut di hadapannya, membuatnya tercengang dan bingung.

Naura tak percaya. Ia sudah berubah wujud menjadi putri kembali. Ia bukan lagi sebuah pohon yang diam dan menunggu. Ia telah terbebas dari mantra penyihir jahat.

"Wahai Putri Naura, aku adalah Pangeran Damian yang mendapat izin dari Raja untuk mempersunting dirimu. Maukah engkau ikut denganku kembali ke istana dan menjadi pendamping hidupku?"

Naura takjub bercampur haru. Ia pernah mendengar tentang Pangeran Damian dari kerajaan seberang.

Segera dianggukkannya kepalanya, tanpa ragu sedikitpun. Diulurkannya tangannya, lalu bergandengan meninggalkan hutan yang berseri. Ya, hutan itu tak lagi terasa gelap. Burung dan kupu mengiringi mereka pergi dengan kicauan suka-cita.

Kebaikan hati, mengalahkan kejahatan apapun. Sepertinya ini adalah mantra dari ratu kunang-kunang yang sudah berhasil ia jalani. Semoga.

SELESAI

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun