Naura kembali teringat baginda raja. Tapi ia masih tak beranggapan semua cerita itu benar. Baginda pasti seorang raja yang baik dan bijak, sebab ia selalu melihat wajah ibunda ratu dihiasi senyum bahagia.
"Aku berterima kasih, wahai pohon yang baik. Keranjangku sudah cukup penuh. Aku permisi dulu. Semoga hidupmu dipenuhi kebahagiaan..."
Naura tersadar kembali dari lamunan. Dilihatnya pria itu berlalu.
Tiba-tiba sebuah sinar menyilaukan, mamancar dari dalam hutan. Hanya sepersekian detik, namun menggegerkan seisi hutan gelap.
Seorang tampan berlutut di hadapannya, membuatnya tercengang dan bingung.
Naura tak percaya. Ia sudah berubah wujud menjadi putri kembali. Ia bukan lagi sebuah pohon yang diam dan menunggu. Ia telah terbebas dari mantra penyihir jahat.
"Wahai Putri Naura, aku adalah Pangeran Damian yang mendapat izin dari Raja untuk mempersunting dirimu. Maukah engkau ikut denganku kembali ke istana dan menjadi pendamping hidupku?"
Naura takjub bercampur haru. Ia pernah mendengar tentang Pangeran Damian dari kerajaan seberang.
Segera dianggukkannya kepalanya, tanpa ragu sedikitpun. Diulurkannya tangannya, lalu bergandengan meninggalkan hutan yang berseri. Ya, hutan itu tak lagi terasa gelap. Burung dan kupu mengiringi mereka pergi dengan kicauan suka-cita.
Kebaikan hati, mengalahkan kejahatan apapun. Sepertinya ini adalah mantra dari ratu kunang-kunang yang sudah berhasil ia jalani. Semoga.
SELESAI
Â