Mohon tunggu...
Ika Ayra
Ika Ayra Mohon Tunggu... Penulis - Penulis cerpen

Antologi cerpen: A Book with Hundred Colors of Story (jilid 1) dan Sewindu dalam Kota Cerita

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Lelaki yang Membawa Lentera

2 Oktober 2021   19:20 Diperbarui: 2 Oktober 2021   19:32 677
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Lelaki yang Membawa Lentera (foto: pixabay.com)

Sepi sekali. Burung gereja yang biasanya bermain di halaman, tak kelihatan satu pun. Apalagi hari ini jadwal libur para pekerja di ladang stroberi. Anne memutuskan membuat rajutan sepatu untuk bayinya nanti. Mungkin saja pria itu baru tiba siang atau sore hari. Penantiannya tak akan terlalu membosankan.

Tidak lama, hanya setengah jam berselang, burung gagak terbang seperti kerasukan. Angin berhembus kencang, mematahkan dahan pohon ek dan merontokkan daun-daun yang lain.

Sebuah sirine memekakkan telinga, diikuti dua mobil polisi berhenti tepat di depan matanya.

Salah satu dari mereka memberi salam lalu menanyakan Adrian. Lelaki itu terlibat masalah hukum saat ini.

Terperanjat tak percaya, Anne terpaksa mengatakan dimana kamar supir suaminya. Tapi sejujurnya, sudah beberapa hari ia tak melihat lelaki itu.

*

Anne bersandar menunggu kedatangan paman dan bibinya, sambil melemparkan pandangan pada pigura di depannya.

Ia tak menyangka wanita anggun di sana adalah istri pertama Petter. Angela. Kecantikannya menembus kaca pigura, sampai ke relung hati.

Sayang, perselingkuhannya dengan rekan kerja Petter, cepat tercium. Pria itu lalu memburai isi kepala istrinya dengan tiga kali tembakan. Mayatnya dikubur dalam sebuah galian di dalam gudang.

Supir pria itu, yang dicari-cari polisi, adalah adik Angela. Dialah yang beberapa malam lalu menimbulkan suara-suara aneh. 

Tega membunuh Petter lalu mengubur mayatnya dalam gudang. Persis apa yang dilakukannya terhadap jasad kakaknya, sesuai perintah Petter suaminya, setahun lalu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun