Duhai...
Aku menunggumu tanpa bosan
Memerah saga bagai mawar cinta
Merona bagai pipi jelita
Tuk selalu kuabadikan
Tahukah jika aku memikirkan
Mungkin engkau bidadari merupa alam
Yang tak sanggup diciptakan
Meliuk melenggang membuat pria penasaran
Kau tak sanggup menahan cuitan para jantan
Yang sudah pasti terpesona akan keelokan
Kau pun minta dikutuk menjadi senja suratan
Yang rela dirayu para pujangga roman
Duhai...
Aku adalah pria di hadapanmu
Yang menunggumu saban petang
Dengan kamera menangkapmu
Kecantikan tak terbilang
Senjaku, senjakala nan indah
Maukah engkau berjanji dan menepati
Sampai aku menua nanti
Engkau akan selalu memerah indah
Bagai sebuah mawar cinta
Ataupun pipi sang jelita
Roman-roman picisan
Muda-mudi kasmaran
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!