Mohon tunggu...
Ika Ayra
Ika Ayra Mohon Tunggu... Penulis - Penulis cerpen

Antologi cerpen: A Book with Hundred Colors of Story (jilid 1) dan Sewindu dalam Kota Cerita

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sejuta Alasan Bermain Api

30 Oktober 2020   05:34 Diperbarui: 7 November 2020   05:23 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dulu, orang tua Kak Nana mengajukan angka fantastis agar ia dan Kak Anto bisa menikah. Sebenarnya mereka masih kerabat juga. Sejak pertemuan dengan orang tuanya itu, keduanya tak pernah bertemu lagi. Beberapa surat cinta Kak Nana tak berbalas. Ia mulai merasa aneh. 

Dua tahun lamanya ia menunggu Kak Anto datang seperti dulu untuk memadu kasih dengannya. Tapi mana? Lelaki itu seperti hilang ditelan bumi. Segala kata cinta nan mesra seakan hanya bualan. Selama itu Kak Nana yang jelita menunggu, kesepian, dan kebingungan. Dalam hatinya masih sangat berharap. Ia masih ingin Kak Anto datang dengan sejumlah mahar dan menghalalkan dirinya. Lalu mereka akan memiliki anak-anak yang lucu buah cinta mereka berdua.

Hidup terlalu menyakitkan saat itu. Dua tahun bukanlah penantian yang enak untuk dinikmati. Dua tahun bukanlah sebuah waktu uang singkat. Ia terus merindukan dan menunggu kekasihnya datang dengan seluruh cinta. Tapi semua tampak seperti khayalan. Ia seperti seorang pecundang dengan cinta tak berbalas. Ia benci Kak Anto yang ingkar janji. Dan ia benci sudah ditinggalkan tanpa sepatah kata selamat tinggal. 

Apa salahnya? Apa salah dirinya? 

Ia tak pernah tau. Bahkan mengira-ngira pun tak bisa. Terlalu menyakitkan menjadi dirinya saat itu.

Wanita jelita di depanku menyeka sudut-sudut matanya dengan tissue. 

Lalu datanglah lelaki gagah dan kekar menawarkan sebuah hati yang tulus, segenap cinta yang gentle. 

Bukan dengan segudang emas permata ia datang menemui orang tua Kak Nana. Hanya sebuah perasaan tulus menyayangi dan mencintai wanita patah hati ini. 

Mereka pun menikah selang dua bulan berkenalan. Waktu yang singkat memang. Dan wanita jelita tak perlu menjajaki apakah lelaki ini cukup baik untuk hidupnya. Tak perlu mengenal sifatnya lebih jauh. Toh Kak Anto yang sudah dikenalnya sangat baik, bertahun-tahun mereka merajut asmara, meninggalkannya tanpa kabar selama dua tahun. Sekarang waktunya memberi hukuman dengan pernikahan ini.

Tak ada sebuah pesta yang besar dan mewah seperti yang dibayangkannya akan terjadi antara dirinya dengan Kak Anto. Sama sekali bukan. 

Pernikahannya dengan lelaki tulus ini hanya berlangsung sederhana dan hanya dihadiri keluarga dekat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun