Mohon tunggu...
Ayu Bejoo
Ayu Bejoo Mohon Tunggu... Jurnalis - Moody Writer

Moody Writer

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Menjadi Nasabah Bijak, Menghindari Tipu Bujuk

12 September 2022   14:30 Diperbarui: 12 September 2022   14:41 308
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Suatu ketika, saya pernah didatangi seorang saudara yang meminta untuk melihat handphone-nya, ia berkata bahwasanya uang yang ia simpan di Bank telah hilang dan berkurang, sekitar hampir dua juta-an, saya langsung bertanya kepadanya, apakah ia telah melapor ke Bank terdekat? Kebetulan ia merupakan nasabah dari Bank Rakyat Indonesia (BRI), yang jarak antara Bank Cabang dengan pulau yang kami tinggali memang cukup jauh, harus menaiki kapal fery sekitar dua jam-an ke kota.

"Saya sudah ke kota dan melaporkannya, namun diminta untuk menunggu beberapa hari lagi baru kemudian diinformasikan kelanjutannya, entah uang saya kembali apa tidak". Kata saudara saya dengan wajah sedikit memelas. 

Saya langsung menginterogasinya, apakah ada yang menelepon atau ada yang mengirim link tertentu lewat SMS atau Whatsapp? Ia mulai menceritakan awal mula kejadian, di mana dua hari yang lalu ada yang meneleponnya di Whatsapp dengan nama tertera BRI Life, sehingga ia berpikiran bahwasanya nomor tersebut memang nomor resmi dari BRI. 

Kemudian agen tersebut menawarkan kepadanya sebuah asuransi yang menguntungkan, di mana apabila ia menerimanya, maka ketika sesuatu terjadi kepadanya atau salah satu keluarganya ia bisa mendapatkan jaminan kesehatan dari Bank, saudara saya bilang ia berkata bahwa dirinya mau-mau saja asalkan dia tidak dikenakan biaya sepeser pun atas persetujuannya ini, dan agen tersebut meng-iyakan perkataannya, selanjutnya ia diminta untuk membacakan kode OTP yang masuk ke SMS-nya.

Saya mendengarkan kisah yang ia ceritakan dengan saksama, saya jelaskan kepadanya, anggap saja ini merupakan pelajaran untuk ke depan, supaya tidak terkena akal bujuk dari kejahatan siber lainnya.

Pertama, Bank mana pun tidak akan pernah meminta kode OTP, entah itu untuk keperluan administrasi atau lainnya. Kode OTP ialah One Time Password yang artinya mekanisme untuk masuk ke jaringan atau layanan dengan kata sandi unik yang hanya dapat digunakan satu kali saja, dan untuk diingat bahwa kode OTP tidak boleh dibagikan kepada siapa pun selain diri sendiri selaku pengguna.

Kedua, selain kode OTP, jangan pernah memberikan data untuk transaksi seperti PIN, Password, Username, Nomor CVV/CVC, Nomor dan Tanggal Kadaluwarsa Kartu ATM kepada siapa pun.

Ketiga, hiraukan SMS, email, dan telepon yang mengatasnamakan BRI jika dimintai PIN, Kode OTP, Nomor CVV/CVC, Nomor dan Tanggal Kadaluwarsa Kartu ATM ataupun tautan yang diberikan dari pihak yang tidak dikenal.

Keempat, tingkatkan kewaspadaan dengan berhati-hati dan jangan ditanggapi bila menerima Kode OTP tanpa melakukan transaksi apa pun.

Kelima, jangan pernah mengunggah tanggal lahir, nama gadis ibu kandung, NIK, foto KTP, dan segala hal yang bersifat personal ke media sosial.

Di era digitalisasi seperti saat ini, tidak hanya teknologi yang semakin canggih, namun kejahatan-kejahatan juga semakin variatif, termasuk kejahatan siber. Manipulasi data sangat mudah di era digital saat ini, karena pada umumnya masyarakat sangat senang mengunggah hal personal ke media sosial. 

Alih-alih mendapat perhatian dari teman online, yang didapatkan malah kerugian data yang tersebar-luaskan. Maka dari itu hendaknya kita memiliki pertahanan khusus guna menjadi Nasabah Bijak demi menghindari penipuan dan kejahatan digital.

Berikut cara mudah menjadi Nasabah Bijak:

1. Edukatif

Perbanyak mencari tahu mengenai Bank yang kita gunakan, semisal fakta bahwa BRI tidak pernah melakukan pengkinian data nasabah melalui SMS, Whatsapp, email, dan BRI-Info hanya satu-satunya media informasi promo.

2. Inisiatif

Sebagai nasabah kita harus memiliki intuisi yang kuat guna menegakkan kebenaran, seperti bilamana mendapatkan aktivitas ataupun tautan yang mencurigakan dengan mengatasnamakan BRI, harap melapor ke Contact Center BRI 14017/1500017 atau email ke callbri@bri.co.id.

Selain itu, BRI juga sudah mengoptimalkan layanan digital melalui Penyuluh Digital, yang bertugas sebagai pendamping ketika Nasabah mengakses layanan digital. Karena sebagaimana yang kita ketahui, BRI telah memiliki layanan digital, antaranya; digital banking BRImo, aplikasi pengajuan fasilitas dan layanan kredit BRISPOT, laku pandai Agen BRILink, hingga aplikasi BRIAPI yang memungkinkan terintegrasi dengan orang ketiga.

Digitalisasi terhadap segala hal tentu harus diimbangi dengan kesiapan Nasabah, untuk itu BRI menghadirkan Penyuluh Digital yang bertugas untuk mengedukasi kepada masyarakat mengenai digitalisasi layanan perbankan. Terdapat tiga tugas pokok Penyuluh Digital, antara lain:

1. Mengajak atau mengajari masyarakat yang belum melek layanan perbankan digital, seperti membuka rekening digital.

2. Mengajari masyarakat cara bertransaksi secara digital.

3. Menyosialisasikan dan mengajari masyarakat untuk mengamankan rekeningnya dari kejahatan-kejahatan digital.

Dengan adanya Penyuluh Digital, banyak masyarakat yang kurang melek teknologi menjadi terbantu dalam bertransaksi. Penyuluh Digital dan BRI adalah satu kesatuan yang menciptakan integritas sosial menjadi lebih safety dan terkendali, selain itu menjadi Nasabah Bijak juga menjadi suatu keharusan di dunia yang semakin digitalisasi saat ini. Kita perlu aman, baru nyaman.

Semoga tips dan tulisan saya dapat membantu kita untuk lebih teliti, sehingga menjadi Nasabah BRI yang Bijak dan melindungi diri dari tipu bujuk.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun