Mohon tunggu...
Aydin Prihantoro
Aydin Prihantoro Mohon Tunggu... Mahasiswa/PoliteknikSTIALANJakarta

Mahasiswa STIA LAN Jakarta https://lynk.id/broductive

Selanjutnya

Tutup

Financial

Upah Minimum Tak Cukup di Tengah Rupiah Melemah: Wajah Keadilan Sosial di Depok

18 April 2025   14:29 Diperbarui: 18 April 2025   14:29 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Efektivitas implementasi – Apakah UMK yang ditetapkan benar-benar diterapkan oleh seluruh pelaku usaha?

Dari ketiga indikator tersebut, kebijakan upah minimum saat ini menunjukkan celah yang besar, terutama dalam respons terhadap tekanan inflasi dan pengawasan pelaksanaannya di sektor informal maupun usaha mikro.

Rekomendasi Strategis

Untuk memastikan bahwa kebijakan upah minimum benar-benar mencerminkan keadilan sosial, berikut adalah beberapa rekomendasi konkrit:

  1. Revisi formula penetapan UMK agar responsif terhadap indikator makroekonomi, termasuk inflasi dan nilai tukar rupiah.

  2. Penyesuaian UMK berbasis data kebutuhan hidup lokal aktual (KHL), bukan semata rerata nasional atau asumsi tahunan.

  3. Perluasan pengawasan ketenagakerjaan, khususnya di sektor informal dan usaha kecil, untuk memastikan penerapan UMK secara adil.

  4. Pemberian insentif fiskal bagi pelaku UMKM yang berkomitmen menerapkan upah layak.

  5. Penyediaan subsidi sosial terarah, seperti transportasi murah, subsidi sewa, atau makan siang pekerja, sebagai penyeimbang daya beli.

Keadilan sosial dalam pengupahan tidak akan tercapai jika negara hanya menjadi penetap angka, bukan pelindung aktif dalam realisasi kebijakan. Dalam situasi ekonomi yang tidak menentu seperti sekarang—di mana harga kebutuhan pokok meningkat, namun upah stagnan—pemerintah dituntut untuk lebih progresif, adaptif, dan berpihak.

Upah minimum harus menjadi cerminan dari nilai kemanusiaan, bukan sekadar angka administratif tahunan. Tanpa itu, kita hanya menyaksikan keadilan sosial sebagai retorika—bukan kenyataan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun