Mohon tunggu...
Ayah Tuah
Ayah Tuah Mohon Tunggu... Penikmat kata

Nganu. Masih belajar

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

30 Menit yang Lalu

8 Agustus 2025   06:18 Diperbarui: 8 Agustus 2025   06:18 702
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi 30 Menit yang Lalu. Gambar oleh Eyup Sayar | Pexels 

Mungkin itu semacam isyarat
bahwa kehangatan mempunyai batas,
perlahan, cepat atau lambat
mendingin, membeku

Kita sudah melakukan perjalanan
yang amat jauh
tapi kita lalai
menciptakan kata pulang
sebuah tempat untuk menyemai,
menumbuhkembangkan
rindu yang gagal berbunga
Namun,
itu cepat sekali luruh
karena kata-kata
selalu mengedepankan aku
bukan kita

Kita bersepakat

Apakah ini pelukan terakhir?

Kau turun di stasiun mana, tanyaku
Tidak tahu,
mungkin di sebuah stasiun
di mana kehangatan tidak dihitung
berdasarkan angka-angka

Kau sendiri,
menunggu di stasiun mana, kau balik
bertanya
Tidak tahu
mungkin di sebuah stasiun
di mana aku bisa belajar
cara menulis kita

Kita saling melambaikan tangan,
30 menit yang lalu

***

Serang, Agustus 2025

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun