Mohon tunggu...
Ayah Tuah
Ayah Tuah Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat kata

Nganu. Masih belajar

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Ken Ayu

14 Februari 2023   20:27 Diperbarui: 14 Februari 2023   20:54 311
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. Foto oleh Julia Volk/ Pexels

Kini aku di ruang keluarga. Dikelilingi Ibu, Mbak Lis, Mbak Menik, Mas Agung. Aku diceramahi habis-habisan.

"Ngojek? Bikin malu keluarga besar kita saja. Dan kamu, Ken, kamu kan sarjana? Masak jualan nasi uduk?" suara Mbak Lis.

"Apa salahnya? Dan Mas Awang, itu tandanya ia bertanggung jawab. Lebih penting lagi, ia amat mencintai anak-anak," bantahku.

"Tapi kan kamu tidak mencintainya?"

"Kenapa itu dibahas sekarang?" Aku mulai emosi. "Bukankah kalian dulu yang memaksaku menikah dengan Awang? Karena dia anak orang kaya? Dan sekarang, perlakuan Ibu, Mbak Lis, kalian semua berubah. Karena Awang jatuh miskin?" Suaraku mulai serak.

"Ken, jaga suaramu!" Mbak Lis memarahiku.

"Apa mau kalian sebenarnya?"

"Pak Darto ...," Ibu yang bersuara.

"Ada apa dengan Pak Darto?"

"Pak Darto," Mbak Lis mengambil alih pembicaraan, "minggu kemarin ia menemui Ibu. Walaupun ia duda kehidupannya sangat mapan. Tahu kan jalan tol lingkar itu? Perusahaannya yang mengerjakannya."

"Lantas?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun