Aku tahu setiap kini Minggu pagi kamu selalu seperti mencari-cari seseorang. Aku tahu itu karena melihatmu dari kejauhan. Kamu penasaran dengan diriku? Ehm!Â
Sengaja aku tak menghampirimu. Baru Minggu yang kelima aku mendadak sudah di belakangmu. "Mencari aku, ya?"
Kamu terkejut, mukamu sedikit memerah.Â
"Helo..., memangnya kamu siapa? Kepedean amat," katamu.Â
"Aku? Kalau ingin tahu soal diriku, nih," aku meletakkan hp-ku. "Tulis nomer hp-mu."
Sebelum keherananmu hilang, aku langsung meninggalkanmu. Aku berlari-lari mengelilingi taman. Selintas kulihat kamu masih duduk di bangku semen, menulis sesuatu di hp-ku.Â
Saat aku menghampiri, kamu buru-buru berdiri. Meninggalkan hp-ku. Aku tersenyum, ada nomer baru tersimpan. Ketika nomer itu kuhubungi.Â
"Ya. Di sini kantor pelayanan jasa untuk penyedotan WC. Ada yang bisa kami bantu?"
***
Entah di minggu yang keberapa, aku sudah menyimpan nomer hp-mu, tahu namamu, hafal alamat rumahmu. Sering berbalas pesan via WA, acap jogging setiap Minggu pagi, dan beberapa kali saling tatap muka tanpa berkata-kata.Â
Aku tak berani menafsirkan terlalu jauh pertemanan kita. Cuma aku merasa nyaman saja kalau berada dekat denganmu.Â