Mohon tunggu...
Kunto Wibowo
Kunto Wibowo Mohon Tunggu... Belajar Jadi Analis

Belajar membaca, belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Diary

Panggilan, Doa, Dan Komitmen: Refleksi Sebuah Corporate Values dari Tanah Suci

6 September 2025   12:12 Diperbarui: 6 September 2025   12:12 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Fondasi Perjalanan: Nilai Syukur, Amanah, dan Integritas 

Setiap anugerah besar adalah sebuah panggilan untuk merefleksikan kembali nilai-nilai yang kita pegang. Saat saya dan istri, menerima kabar bahwa kami terpilih sebagai penerima Perjalanan Apresiasi berupa Umroh dari perusahaan tempat saya bekerja, hal pertama yang kami rasakan adalah syukur yang mendalam. Namun lebih dari itu, saya memaknainya sebagai sebuah amanah. Amanah ini secara langsung beresonansi dengan nilai strategis utama yang saya junjung di perusahaan yaitu "Kepercayaan dan Integritas". Kepercayaan ini datang dari dua arah: dari Allah SWT yang memanggil kami sebagai tamu-Nya, dan dari perusahaan yang telah memberikan amanah ini sebagai buah dari pengabdian. Ini menjadi pengingat bahwa integritas dalam bekerja dan integritas dalam beriman adalah dua sisi yang saling menguatkan.

Nilai "Kepercayaan dan Integritas" ini juga diuji secara praktis. Perjalanan ini mengharuskan kami meninggalkan ketiga anak kami. Keputusan ini kami landasi dengan kepercayaan penuh---kepercayaan pada kemandirian anak-anak, dan kepercayaan mutlak pada penjagaan Allah SWT. Ini adalah praktik nyata dari membangun sebuah ekosistem yang berlandaskan kepercayaan, sama seperti yang kita upayakan di lingkungan kerja.  

Ikhtiar, Doa, dan Semangat Keunggulan untuk Kepentingan Publik

 Perjalanan ibadah umroh adalah sebuah ikhtiar spiritual. Saat tiba di Mekkah, kami dihadapkan pada tantangan cuaca panas yang mencapai 43 derajat Celcius. Kondisi ini menuntut kesabaran dan keikhlasan, namun juga memicu sebuah semangat untuk memberikan yang terbaik. Keinginan kami untuk bisa beribadah di tempat-tempat mustajab seperti Hijir Ismail dan Multazam adalah cerminan dari semangat Excellence. Sama seperti dalam pekerjaan, kami tidak ingin sekadar menyelesaikan tugas, tetapi berupaya mencapai hasil terbaik. Dalam ibadah, kami pun berikhtiar untuk meraih kekhusyukan dan keutamaan tertinggi.

Alhamdulillah, Allah memberikan kemudahan yang luar biasa. Pengalaman dikabulkannya doa secara langsung ini meneguhkan keyakinan saya pada kekuatan doa. Hal ini mendorong saya untuk memperluas cakupan doa saya. Saya tidak hanya berdoa untuk kepentingan pribadi, tetapi secara khusus mendoakan kemajuan dan keberkahan bagi perusahaan tempat saya bekerja serta kemaslahatan bagi bangsa dan negara. Inilah wujud dari penerapan nilai Public Interest dalam ranah spiritual. Saya membawa amanah sebagai karyawan hingga ke Tanah Suci, mendoakan agar perusahaan tempat saya bekerja senantiasa mampu memberikan manfaat terbaik bagi masyarakat luas.  

Di sini saya juga merasakan langsung makna "Koordinasi dan Kerjasama" dalam skala yang luar biasa. Saat melakukan Tawaf, jutaan manusia dari berbagai bangsa bergerak serentak mengelilingi Ka'bah dalam satu harmoni. Tidak ada yang saling mendahului secara egois; semua menjadi bagian dari sebuah tim besar yang memiliki tujuan sama. Ini adalah visualisasi sempurna dari kerja sama tim: setiap individu bergerak sesuai perannya, namun menghasilkan sebuah kekuatan kolektif yang agung dan teratur.

Pelajaran dari Sang Teladan dan Nilai Profesionalisme 

Perjalanan ke Madinah adalah sebuah kesempatan untuk belajar dari sosok pemimpin paripurna, Rasulullah SAW. Berziarah ke makam beliau dan beribadah di Masjid Nabawi adalah momen untuk meresapi nilai-nilai kepemimpinan yang relevan sepanjang zaman. Rasulullah adalah personifikasi tertinggi dari Profesionalisme. Beliau tidak hanya cakap dalam strategi dan manajemen, tetapi juga memiliki karakter dan akhlak yang mulia. Profesionalisme sejati, seperti yang saya pelajari dari beliau, adalah perpaduan antara kompetensi (kemampuan) dan integritas (karakter). 

Pelajaran ini menjadi sangat personal saat saya berkesempatan sholat di Raudhah. Di tempat yang dimuliakan itu, saya membuat sebuah komitmen untuk meningkatkan profesionalisme saya dengan meneladani Rasulullah. Komitmen ini adalah langkah konkret untuk menginternalisasi nilai-nilai strategis perusahaan dalam tindakan nyata, didasari oleh landasan spiritual yang kokoh.

Membawa Pulang Nilai-Nilai Luhur untuk Diamalkan 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun