Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Akrostik untuk 8 Tahun Kompasiana

23 Oktober 2016   00:33 Diperbarui: 23 Oktober 2016   01:19 1597
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: www.kompasiana.com

Sebagai penulis pemula, bergabung di Kompasiana adalah ‘niat buruk’ yang membawa berkah. Saya membuat akun Kompas pada tanggal 3 Agustus 2015, awalnya karena menjadi persyaratan mengikuti event Lomba Puisi RTC menyambut Kemerdekaan RI ke-70. Sempat memutuskan untuk mundur karena dalam 24 jam verifikasi tak kelar-kelar, akhirnya dengan bantuan para admin RTC status hijau saya peroleh dua hari kemudian. Sebagai orang yang pernah bekerja di bidang verifikasi dan validasi data, status itu sangat penting.

Sebagai uji coba, tulisan pertama saya sebuah puisi dengan gaya bertutur masyarakat Betawi. Menjadi obsesi saya bahwa akan ada pujangga Indonesia (bukan saya - I.H.) yang berhasil merumuskan puisi asli Indonesia dengan pola tuang berdasarkan musik asli Indonesia. Jika dunia mengenal puisi berbentuk sonnet, ballad, villanele; mengapa tidak untuk puisi keroncong, gambang, geguritan, rabab, dan lain-lain?

Pada awalnya, saya tidak berniat menulis hanya subyek atau pada kanal tertentu saja. Dengan pengetahuan yang terbatas, saya ingin menulis apapun yang ada dalam pikiran sesuai kemampuan. Maka ketika tulisan saya tentang rekayasa genetik diganjar Headline (yang menjadi HL pertama saya) oleh admin K dan mendapat tanggapan serius dari pembaca pakar, saya jadi keder. Untung saja saya bukan orang yang suka menyesali nasib. Biarlah begini, lirik dangdutnya.

Akhirnya, setelah merenung selama tiga menit sambil menyeduh mi instan, saya memutuskan untuk lebih giat belajar dan menabung di kanal Fiksiana.

Memorable Moments with K

Mudah dikatakan, susah dituliskan. Kenangan selama satu tahun dua bulan duapuluh hari bergabung dengan Kompasiana jika dibukukan akan menjadi Ensiklopedia Kompasiana dua belas volume, dan saya tidak pernah berpikir untuk menulis ensiklopedia.

Jadi, saya hanya akan menuliskan brief summary saja, sebagai berikut:

1. Menghadiri Kompasianival 2015 dan Kompasianival 2016.

Meski pemula, saya termasuk Kompasianer yang beruntung. Sejak menjadi anggota selalu hadir di ajang akbar tahunan ini. 

Saya berkenalan dengan kompasianer dari berbagai penjuru mata angin, menyadap ilmu dan berbagi kisah. Mudah-mudahan saya diberikan rejeki dan kemudahan untuk selalu hadir di acara Kompasianival mendatang. 

2. Bergabung dengan komunitas-komunitas kompasianer.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun