Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kincir Angin Para Dewa

15 Oktober 2025   21:21 Diperbarui: 15 Oktober 2025   19:52 9
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar ilustrasi: dok. pri. Ikhwanul Halim

Oktober 1955

Ucup yang berumur sembilan tahunberjalan tertatih-tatih pulang dari sekolah, menyusuri gang menuju halaman belakang rumahnya. Di sebelahnya, pohon tin milik kakek tua keturunan Arab itu terkulai dengan buah-buah yang lezat.

Lezat.

Ucup memanjat pagar kawat reyot, bersandar ke belakang pada sudut 45 derajat, menjuntai ke depan, memetik dua buah tin. Ungu. Berdaging. Lezat.

Cuma dua. 

Kakek tua itu takkan pernah menyadarinya.

***

Oktober 2025

Yusuf kini berumur tujuh puluh sembilan tahun, pensiunan manajer pemasaran, membeli buah tin dari supermarket. Lezat sekali. Dia makan dua buah. Ungu, berdaging, lezat.

Memasukkan bungkusan itu ke dalam kulkas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun