Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Tolong, Beristirahatlah dengan Tenang

3 Oktober 2025   16:16 Diperbarui: 3 Oktober 2025   16:14 9
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tolong, Beristirahatlah dengan Tenang

"Ayolah! Aku tidak percaya kita akan membahas ini lagi. Kau keberatan untuk tidak membahasnya lagi?"

Sebuah vas yang sangat bagus dan mahal dilempar ke dinding.

"Serius? Aku sedang berusaha mengejar ketertinggalanku menonton Game of Thrones dan kau malah melempar barang-barang sekarang? Itu juga favorit Ibu."

"Sebuah magnet kulkas terbalik."

"Anakku membuatnya dari stik es krim. Itu bahkan bukan prakarya yang artistik. Aku benar-benar tidak yakin mengapa kamu melakukannya. Dengar, kita pernah membicarakan ini sebelumnya. Aku membiarkanmu tinggal bersamaku dengan kelakuanmu yang aneh, suara-suara yang bergema di tengah malam, derit lantai yang 'menyeramkan', dan aku bisa tinggal di apartemen lamamu yang disewa dengan harga yang ditentukan pialang properti, yang sekarang berhantu."

Dinding mulai meneteskan darah merah yang kemudian mengalir. Jendela terbuka dan angin masuk menderu-deru.

"Dengar, aku tahu kenapa kamu kesal. Ya, aku memang sedikit mabuk dan mencari di Google cara mengusir roh jahat tapi--"

Teko kopi pecah membasahi meja dapur dengan isinya.

"--Aku bahkan bukan orang yang terlalu religius. Hanya karena merupakan kewajiban saja. Tahukah kamu? Dan memecahkan teko kopi itu kekanak-kanakan. Aku punya mesin espresso. Kamu hanya membuat kekacauan."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun