Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Roman Pilihan

Semerbak Lavender di Kintamani: Bab Lima

1 Oktober 2025   18:30 Diperbarui: 1 Oktober 2025   18:30 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar ilustrasi: dok. pri. Ikhwanul Halim

Sebelumnya....

Tisa terdiam sejenak, lalu meraih sebuah kotak kayu kecil yang berdebu di rak dan meletakkannya di atas meja.

"Dia menitipkan ini kepadaku. Untukmu, kalau suatu saat kamu kembali. Aku pikir itu takkan pernah terjadi."

Anggun dengan hati-hati membuka kotak itu. Di dalamnya terdapat sebuah botol kecil berlabel tulisan tangan - minyak lavender, gelap, pekat. Dan selembar kertas terlipat. Dia membukanya. Tulisannya singkat namun akrab:

"Untuk Anggun - karena lavender berbicara lebih keras daripada kata-kata."

Dia membaca kalimat itu beberapa kali, seolah mencoba menemukan kode tersembunyi di dalamnya, sebuah pesan yang hanya dia sendiri yang bisa pahami.

"Aku tak tahu apakah aku bisa tinggal di sini seterusnya," bisiknya.

Tisa menatapnya dengan tenang.

"Kamu tak harus tinggal di sini. Tapi kamu harus mengerti seperti apa tempat ini. Dan apa manfaatnya bagi kamu."

Di luar, hembusan angin kencang menerpa jendela. Cangkir-cangkir berdenting pelan. Dan saat itu, di antara uap teh, remah-remah kue, dan kata-kata seorang perempuan tua yang tahu lebih banyak daripada yang dia katakan, Anggun mulai curiga bahwa warisan ini bukan tentang tanah. Bukan tentang rumah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Roman Selengkapnya
Lihat Roman Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun