Wilayah itu penuh hewan liar, dan puncak acara sore itu adalah ketika mereka melihat beberapa ekor monyet hitam atau yaki. Sakti tampak kagum melihat hewan itu. "Sekarang aku kangen Bleki. Monyet itu sangat mirip anjingku."
Gita merangkul bahu Sakti. "Memang! Aku rasa monyet dan anjing masih sepupu jauh banget," katanya sambil tersenyum.
Paman Miko menghentikan mobil safari di tepi sungai. "Kita bisa menyaksikan matahari terbenam lalu pulang," Paman Miko baru saja menyelesaikan kalimatnya saat Faris bertanya, "Bisakah kita turun dan jalan-jalan?"
Paman Miko tertawa terbahak-bahak. "Tentu saja! Kita  tidak punya hewan berbahaya di perkebunan, dan kebun ini dipagari. Pergi dan menjelajahlah! Apa yang kalian tunggu?" desaknya.
Anak-anak berjalan hati-hati di sekitar kendaraan, menjelajah dan mengamati.
Matahari terbenam sangat menakjubkan dan sesuatu yang tidak akan pernah mereka lupakan. Dengan kegelapan yang mendekat, mereka berjalan kembali ke mobil safari. Tiba-tiba Pandu berhenti. "Apakah kalian melihat itu?" tanyanya dengan suara serius.
"Melihat apa?" tanya Faris, mencoba memahami apa yang dimaksud Pandu.
Faris menunjuk ke arah gunung di kejauhan. "Aku melihat cahaya ungu di sana, sedikit di bawah dari puncak," jelasnya.
BERSAMBUNG
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI