Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Horor Pilihan

Tidak Ada Jurig di Ciboneng

25 September 2025   17:43 Diperbarui: 25 September 2025   17:43 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar ilustrasi: dok. pri. Ikhwanul Halim

Kokom bukanlah gadis muda tercantik di Desa Ciboneng, bahkan bukan yang tercantik di antara putri-putri Mang Kosim. Dia terlalu pemalu dan suka menyendiri, terlalu suka melamun untuk bisa berguna dengan perkerjaan sehari-hari di rumah. Namun hal itu tidak mengubah fakta bahwa lelaki yang melamarnya, Obed, sepupu Engkos, adalah lelaki idaman yang yang paling membuat iri hati para gadis-gadis desa ke Kokom.

Kokom punya rahasia. Rahasia selalu punya cara untuk membuat laron terbakar, dan Kokom menyalakannya seperti lampu petromaks.

Engkos sangat cemburu menyaksikan sepasang kekasih itu. Cemburunya adalah jenis yang melahap benda-benda hingga hancur. Dia yakin dia bisa menghancurkan Obed jika dia membuktikan cahaya Kokom berasal dari perhatian lelaki lain. Dia melihat Kokom ketika seekor musang hutan mengintai kandang ayam. Kokom menutupi rambut dan wajahnya, melesat dengan gugup melintasi halaman yang diteduhi pepohonan, melintasi kebun seperti kelelawar, dengan jalur berputar-putar dan tak terduga arahnya. Namun Engkos selalu memperhatikan.

Bulan bersinar. Amarah Kokom memudar.

Malam itu, Engkos berbaring di tepian sungai yang sejuk. Bulan sabit miring, mabuk karena cahayanya sendiri. Kokom diterangi cahaya sempurna muncul dari dahan-dahan sonokeling dengan dasternya yang pucat. Dedaunan kering berderak di bawah kakinya yang telanjang.

Bayangkan kemenangan menyelimuti Engkos. Dia akan menangkap basah Kokom saat sedang beraksi dan meneritakannya kapad Obed keesokan paginya. Obed akan hancur, dan---

Mata Kokom menemukan Engkos dalam kegelapan. Dia melambai pada sepupu Obed itu. Dia meraih dasternya dan melepaskannya melalui kepala.

Jantung Engkos hampir berhenti berdetak.

Kemudian Kokom mencekik tenggorokannya sendiri, membenamkan jari-jarinya ke dalam kulitnya, dan menariknya.

Dagingnya terbelah di antara payudaranya dan di perutnya, di lehernya hingga wajahnyaKulit Kokom terus membelah, memperlihatkan jaringan pembuluh darah gelap di atas organ dalam yang basah. Kulit wajahnya pecah-pecah dan terkelupas, mengambil bibir, mengambil hidung, mengambil kelopak mata dan mata, bulu mata dan alis, surai rambut hitamnya yang panjang dan tebal, menyebabkan kulitnya jatuh ke rumput.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun