Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sihir Acak

24 September 2025   20:24 Diperbarui: 24 September 2025   20:24 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar ilustrasi: dok. pri. Ikhwanul Halim

Dia memutuskan bahwa dia tak layak dan sihirnya juga buruk. Satu-satunya cara dia bisa maju adalah dengan berusaha mencapai puncak.

Sangria mulai melukai dirinya sendiri di malam hari, mengumpulkan darahnya di dalam stoples agar dia bisa menuangkannya ke pekerjaannya di pagi hari. Lagipula, sihir tidak ada gunanya kecuali kamu berdarah-darah.

***

Pemakaman ibunya terjadi pada malam bulan purnama merah. Setelah pemakaman, Sangria pulang dan berganti pakaian. Dia memotong gaun hitam berenda yang dia kenakan tadi menjadi segitiga-segitiga, lalu melipatnya menjadi kelelawar.

Mereka terbang ke atas dan menggantung di langit-langit, berkedip ke arahnya saat dia menulis surat kepada pemilik apartemennya. Dia memasukkannya ke dalam amplop berisi uang sewa bulanannya dan meninggalkannya di meja dapur.

Sangria keluar dari apartemen, berbalik dan melambai ke arah kelelawar. Mereka mengikutinya berjalan seperti awan gelap berarak.

Tanpa alas kaki, dia berjalan melintasi kota, melewati trotoar beton, sampah puntung rokok, dan beling pecahan botol kaca. Akhirnya, dia mencapai jembatan layang jalan bebas hambatan.

Sangria mengangkat tangannya, seperti yang biasa dia lakukan untuk meminta ibunya menjemputnya. Mengangkat lengannya, dia meminta kelelawar untuk membawanya ke lalu lintas di bawah, untuk membunuhnya tanpa melukai orang lain.

Dia sangat disiplin sekarang, sangat disiplin dan tepat. Apa yang terjadi pada Monique tidak pernah terjadi lagi sejak saat itu.

Dengan patuh, kelelawar itu mengangkat Sangria. Tapi mereka tidak membawanya ke lalu lintas di bawah. Sebaliknya, mereka melayang semakin tinggi ke udara. Baru setelah itu mereka membawanya ke utara, mengikuti jalur jalan bebas hambatan jauh di bawah. Dia berjuang melawan mereka, tetapi tidak berhasil. Mereka berada di luar kendalinya sekarang, seperti yang mantra-mantra sihirnya yang  lainnya.

Kelelawar yang membawa Sangria menysur jalan bebas hambatan, melewati pinggiran kota dan keluar ke pedesaan. Bahkan dari ketinggian tiga ratus meter, pemandangannya mulai terlihat akrab. Kelelawar mengingat rute tersebut jauh lebih baik daripada dia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun