Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Tentang Manusia Ikan Duyung Pribumi Setempat

23 September 2025   20:34 Diperbarui: 23 September 2025   20:34 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar ilustrasi: dok. pri. Ikhwanul Halim

Bapak Cigutra yang terhormat.

Saat ini, berita tentang apa yang terjadi di Pabrik Kimia Cigutra di Rawa Biawak Industrial Estate seharusnya sudah sampai kepada Anda. Meskipun orang-orang mungkin menggambarkan kondisi pabrik saat ini sebagai "diguna-guna", namun yakinlah bahwa ini adalah kiasan yang berlebihan.

Meskipun beberapa dari pekerja Pabrik Kimia Cigutra  adalah buruh kasar, kelompok tersebut tidak berpendidikan dalam pekerjaan pabrik dan mungkin tidak memahami nuansa keadaan saat ini.

Beralih ke kejadian seputar penundaan sementara operasional pabrik, pertama-tama saya ingin mengucapkan terima kasih karena telah dipercaya sebagai Manajer Pabrik selama empat belas tahun terakhir. Mereka bilang pemimpin yang baik bertanggung jawab atas apa yang terjadi di bawah pengawasannya, tapi izinkan saya menyatakan bahwa selama masa jabatan saya, Rawa Biawak Industrial Estate menghadapi tantangan yang tidak biasa terkait dengan manusia ikan duyung setempat. Mengingat posisi strategis Rawa Biawak di sebelah Laut Jawa Atlantis, lahannya yang luas dan murah, serta jarak tiga puluh liga dari yurisdiksi terdekat yang mungkin membatasi ekspansi bisnis, fakta bahwa investor lain belum membangun Rawa Biawak Industrial Estate sebelum Pabrik Kimia Cigutra berbicara untuk kesulitan yang ditimbulkan oleh manusia ikan duyung.

Meskipun manusia ikan duyung lainnya tinggal di wilayah laut dalam, manusia ikan duyung Rawa Biawak adalah spesies manusia ikan duyung yang tidak biasa karena mereka menganggap Rawa Biawak sebagai "rumah" mereka. Yang lebih tidak biasa lagi adalah hubungan persahabatan antara penduduk kota dan kaum duyung pribumi. Pada tahun-tahun awal, sebelum kita melarang pertemuan kelompok besar demi keselamatan publik, terdapat festival tahunan yang merayakan persahabatan warga kota dan kaum duyung. Kita tidak mengantisipasi pengaruh kaum duyung pribumi dalam politik kota. Sejak awal, manusia ikan duyung menentang pabrik. Hanya setelah melalui beberapa pertemuan di balai kota dan kampanye dari pintu ke pintu, kita akhirnya menunjukkan masa depan industri kota ini dan, bersamaan dengan itu, kemakmuran finansialnya.

Ini adalah kemenangan yang diperoleh dengan susah payah, tapi bukanlah halangan terakhir yang kita dapatkan dari manusia ikan duyung.

Pabrik Kimia Cigutra menangani setiap produk limbah sampingan dalam proses produksi, di Rawa Biawak Industrial Estate, solusi kita adalah sistem daur ulang yang bermanfaat dan sangat canggih. Tim penyihir kita menciptakan sistem penyaringan inovatif yang memurnikan produk limbah sampingan kita sebelum melepaskannya sebagai air kembali ke Laut Jawa Atlantis. Dan jika ada potensi dampak terhadap lingkungan, semua skema didokumentasikan dengan baik sesuai dengan standar hukum Kimia Cigutra yang ketat. Sayangnya, kita juga telah mendokumentasikan keluhan warga setempat mengenai paus sperma yang terdampar di pantai, ikan yang berubah bentuk menjadi berkaki enam, dan dugaan perubahan warna Laut Jawa Atlantis. Namun, hal ini telah diperhitungkan oleh tim peneliti yang membuktikan bahwa perubahan musim di lautan tidak dapat dikaitkan dengan Pabrik Kimia Cigutra.

Akan tetapi, manusia ikan duyung bersifat dogmatis dan rentan terhadap propaganda yang menyebarkan rasa takut. Mereka berbicara tentang area di Laut Jawa Atlantis yang membuat mereka "sulit untuk bernapas", rumput laut yang mengeluarkan darah merah, dan manusia ikan duyung atau makhluk laut yang dulunya sudah mati--saya tidak ingat yang mana, karena mereka semua berekor sirip--yang diduga hidup kembali setelah bersentuhan dengan air reklamasi kita, yang mana adalah omong kosong takhayul.

Saya akan meminum air daur ulang kita dan membaptis cucu-cucu saya dari anak menantu yang belum dibaptis di dalamnya. Itulah keyakinan saya pada penyihir kita.

Tapi seperti yang saya sebutkan sebelumnya, Bapak Cigutra, pemimpin yang baik harus bertanggung jawab. Sekarang saya akan mengakui kesalahan utama saya. Kalau persoalan manusia ikan duyung, kupikir yang terbaik adalah mengabaikannya. Keterbatasan mereka tampak jelas: mereka tidak mampu berjalan di darat. Dan selama kita mengingatkan penduduk kota bahwa putra dan putri mereka adalah karyawan PT Cigutra Jaya Selamanya, Tbk. yang bangga, yang memiliki rencana pembayaran berkelanjutan untuk seragam mereka, pelatihan khusus, tinggal di asrama, dan pekerjaan yang menyediakan sarapan, makan siang, dan makan malam, dan lain-lain, maka menurut pandangan saya, tidak ada hambatan yang dapat diperkirakan sebelumnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun